(( Menu Halaman )) - (( Qur'an )) (( Hadits ))
  • Al-Qur'an dan Hadits Sebagai Petunjuk Hidup

    Nabi Muhammad saw telah mewariskan 2 hal kepada kita sebagai petunjuk kehidupan apapun yang berkaitan dengan kehidupan, yaitu Al-Qur'an dan Hadits

  • Masalah - Solusi - Sukses

    Ketika kita dihadapi dengan berbagai masalah kehidupan, kita harus mencari solusi untuk sukses.

  • Pondok Pesantren Digital

    Pondok Pesantren Digital adalah Media Belajar Agama Islam secara digital berbasis online yang dapat di akses melalui Smartphone, Laptop ataupun Komputer dengan system khusus

  • Solusi Terbaik Mengatasi Masalah

    Bagaimana kita dapat mengatasi berbagai permasalahan hidup apapun masalahnya di sini kami beritahu solusi terbaik yang pasti berhasil.

Dalil Keutamaan penghafal Al-qur'an


Dalil-dalil tentang keutamaan orang yang membaca dan menghafal Al Quran pun sangat mudah kita jumpai baik dalam Al Quran maupun hadist. Beberapa di antaranya akan kami sampaikan dalam tulisan ini.

Mendapat Perniagaan Tanpa Merugi

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al Quran) dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fathir: 29).

Termasuk Orang yang Berserah DIri

إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَٰذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ ,وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ ۖ 

Dan firman-Nya: “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb negeri ini (Mekah) yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Dan supaya aku membacakan al-Qur’an (kepada manusia)”. (QS. an-Naml: 91-92).

Al Quran Memberi Syafaat di Akhirat

Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat. (HR. Muslim 1910).

Orangtuanya Akan Diberi Mahkota Cahaya di Akhirat

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن

Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).

Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه : هل تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع على رأسه تاج الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ، فيقولان : يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن

Al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu… ” kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Quran.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).

 Golongan Manusia Terbaik

عَنْ عُثْمَانَ – رضى الله عنه- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» رواه البخاري

Dari Utsman radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 4639).

Tidak Punya Hafalan, Seperti Rumah Kumuh yang Akan Runtuh

Alangkah indahnya hidup kita jika digunakan untuk membaca Al Quran, bahkan dapat menghafalnya dan mengamalkannya. Banyak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendorong untuk menghafal Al Quran atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah subhanahu wa ta’ala

Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR. Tirmidzi).

Menjadi Pemimipin Delegasi

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab, ”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i).

Termasuk Dalam Derajat Kenabian

Nikmat mampu menghafal Al Quran sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu, “Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan padanya.” (HR. Hakim).

Kedudukan di Akhirat

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

Telah diriwayatkan oleh Tirmizi, 2914 dan Abu Daud, 1464 dari Abdullah bin Amr dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dikatakan kepada pemilik Al-Qur’an, bacalah dan mendakilah. Bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca secara tartil di dunia. Karena kedudukanmu di akhir ayat yang engkau baca.” (Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albany dalam As-silsilah As-Shahihah, 5/281 no. 2240)

Keluarga Allah di Bumi

Hafizh Quran adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi. “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Quran. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)

Berlipatganda Pahala yang Didapat

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.”  (HR. At Turmudzi).

Dikaruniai Kekayaan yang Berlimpah

Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Tidak boleh ada hasad (kecemburuan) kecuali pada dua hal. (Pertama) kepada seorang yang telah diberi Allah (hafalan) Al Qur`an, sehingga ia membacanya siang dan malam. (Kedua) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu dibelanjakannya harta itu siang dan malam (di jalan Allah).” (HR. Al-Bukhari no. 4638 dan Muslim no. 1350).

Ditemani Para Malaikat

الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ

Dari ‘Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang mahir membaca Al Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al Qur`an dengan tertatah-tatah, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” (HR. Muslim no. 1329)

Seperti Buah Utrujjah

عن أَبي موسى الأشْعريِّ رضي اللَّه عنهُ قال : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « مثَلُ المؤمنِ الَّذِي يقْرَأُ القرآنَ مثلُ الأُتْرُجَّةِ : ريحهَا طَيِّبٌ وطَعمُهَا حلْوٌ ، ومثَلُ المؤمنِ الَّذي لا يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمثَلِ التَّمرةِ : لا رِيح لهَا وطعْمُهَا حلْوٌ ، ومثَلُ المُنَافِق الذي يَقْرَأُ القرْآنَ كَمثَلِ الرِّيحانَةِ : رِيحها طَيّبٌ وطَعْمُهَا مرُّ ، ومَثَلُ المُنَافِقِ الذي لا يَقْرَأُ القرآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَها رِيحٌ وَطَعمُهَا مُرٌّ » متفقٌ عليه

Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Perumpamaan orang yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Utrujjah, rasanya lezat dan baunya juga sedap. Sedang orang yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah kurma, rasanya manis, namun baunya tidak ada. Adapun orang Fajir yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Raihanah, baunya harum, namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang Fajir yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan baunya juga tidak sedap.” (HR. Al-Bukhari no. 4632 dan Muslim no. 1328)

Masih banyak lagi keutamaan Al Quran dan menghafalkannya, tapi kita sering sekali terlena dengan kesibukan dunia dan segala pesonanya yang menggoda, membuat kita jadi malas melakukannya, karena itu mulai sekarang, yuk luangkan waktumu untuk mulai kembali mendekatkan diri dengan Al Quran.

Share:

Kitab yang biasa dipelajari di pesantren


Anda mau nyantri, atau menyekolahkan anak-anak ke pesantren? Jika iya, Anda perlu tahu dulu kitab yang biasanya dipelajari di pesantren.

Memang, bisa jadi setiap pesantren memiliki kitab khas dan tertentu yang dibahas, namun faktanya ada sebagian kitab yang umum untuk dipelajari. Terutama, oleh pesantren salaf atau yang sudah pesantren berusia tua. Nah, artikel ini akan membahas kitab-kitab yang dimaksud.

Daftar Isi
Ta’lim Muta’allim (Adab)
Jurumiyah (Nahwu)
Matan Taqrib (Fiqih)
Arbain Nawawi (Hadits)
Jauharul Maknun (Balaghah)
Waraqat (Ushul Fiqih)
Sulamul Munawwaraq (Mantiq)
Aqidatul Awam (Aqidah)
Amsilah Tasrifiyah (Sharaf)
Tafsirul Jalalain (Tafsir)

Ta’lim Muta’allim (Adab)

Kitab yang biasanya dipelajari di pesantren ini dikarang oleh Syaikh Az Zarnuji. Kitab ini secara umum merupakan kitab yang membahas ilmu adab mengenai menuntut ilmu. Di dalamnya berisi bagaimana ahlak dan tata krama bagi seorang santri dalam menuntut ilmu. Kemudian juga membahas bagaimana keutamaan orang yang berilmu, macam-macam ilmu yang wajib dikaji, berbagai cara yang dapat meningkatkan hafalan, hal-hal yang dapat membuat hafalan cepat lupa, dsb.

Biasanya Ta’lim Muta’alim akan menjadi kitab pembuka bagi seorang santri sebelum mengkaji kitab-kitab dari berbagai macam fan ilmu. Hal ini ditujukan agar santri nantinya tau adab-adab yang benar ketika melaksanakan proses pembelajaran. Karena memiliki ilmu tanpa adab merupakan suatu hal yang sangat tercela.

Untuk lebih jelas: Kitab Talim Mutaallim: Pengertian, Isi, dan Pengarangnya

Jurumiyah (Nahwu)

Kitab ini merupakan karangan Imam Al Shonhaji yang merupakan seorang ulama nahwu dari wilayah Maghrib (Maroko). Kitab yang membahas ilmu nahwu ini bisa dikatakan merupakan kitab yang paling fenomenal dalam bidangnya. Hal ini dikarenakan kitab ini menjadi rujukan utama hampir di seluruh dunia sebagai kitab dasar bagi seorang pelajar yang ingin menguasai ilmu nahwu.

Di dalam kitab ini, sang penulis menjelaskan tentang bagaimana dasar-dasar ilmu nahwu dengan padat, ringkas, dan sangat jelas. Bahkan biasanya di beberapa pesantren salaf kitab ini tidak hanya dikaji, tetapi juga wajib dihafalkan oleh santri.

Untuk lebih jelas: Kitab Jurumiyah: Pengertian, Isi, Biografi Pengarang, dan Harganya

Matan Taqrib (Fiqih)

Kitab ini merupakan tulisan Al Qadhi Abu Syuja. Secara umum kitab ini membahas mengenai fiqih, khususnya fiqih madzhab Syafii. Karena itulah kitab ini sangat populer di pesantren yang ada di Indonesia, hal ini karena mayoritas muslim di Indonesia merupakan pengikut Mazhab Syafii. Selain itu kitab ini pun terbilang mudah dipahami, karena menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Di dalamnya, sang muaalif membahas berbagai materi fiqih dasar seperti tata cara shalat, thaharah, haji, jual beli, warisan, hudud, perbudakan, nikah, dan berbagai fiqih dasar lainnya. Sebagai kitab yang sangat fenomenal, kitab ini juga memiliki banyak kitab syarahnya seperti Kitab Fathul Qarib, Fathul Muin, dsb.

Arbain Nawawi (Hadits)

Kitab ini merupakan buah pikir salah satu ulama besar Mazhab Syafii yaitu Imam An Nawawi. Kitab ini merupakan kumpulan 42 hadits pilihan. Hadits-hadits tersebut menjelaskan mengenai landasan-landasan dalam Islam baik perkara ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), serta hadits-hadits yang berkaitan dengan jihad, zuhud, nasihat, adab, niat-niat yang baik dan semacamnya.

Karena kitabnya yang kecil dan ringkas, kitab ini biasanya menjadi salah satu dari berbagai kitab yang wajib dihafal oleh para santri di pesantren.

Untuk lebih jelas: Kitab Arbain Nawawi: Pengertian, Biografi Pengarang, Isi, dan Syarahnya

Jauharul Maknun (Balaghah)

Kitab ini merupakan karya salah satu ulama dalam bidang nahwu yaitu Syekh Abdurrahman al-Akhdhari yang berasal dari Aljazair. Secara umum kitab yang berbentuk matan-matan ini berisi  tentang materi ilmu balaghah. Ilmu Balaghah adalah ilmu sastra Bahasa Arab. Yang mana ilmu ini bertujuan untuk menjadikan sebuah kalimah dalam bahasa Arab memiliki keindahan lafadz dan makna.

Di dalam kitab ini, sang pengarang telah menjelaskan tentang macam-macam majaz, hakikat, kinayah, tauriyah, thibaq, jinas, muqabalah, dan berbagai materi lain yang berkaitan dengan ilmu balaghah. Selain itu karena kitabnya berbentuk matan-matan, maka terkadang banyak santri yang mencoba untuk menghafal matan kitab ini.

Waraqat (Ushul Fiqih)

Kitab ini merupakan buah pena seorang ulama ushul fiqih dari Iran yaitu Imam Haramain. Kitab yang membahas ilmu ushul fiqih ini bisa dikatakan merupakan kitab yang paling dasar bagi siapapun yang ingin mengkaji ushul fiqih. Karenanya hampir seluruh pesantren salaf di Indonesia menggunakan kitab sebagai pengantar kajian ushul fiqih.

Di dalam tulisannya, muallif menggunakan gaya penulisan ijaz, yakni sedikit lafaz banyak makna. Materi yang tertulis di dalamnya adalah seputar definisi-definisi penting seputar ushul fikih, tanpa menjelaskan satu demi satu dengan penjabaran yang panjang lebar.Karena itulah kitab ini sangat cocok sebagai pengantar untuk memahami Ilmu Ushul fiqih yang notabene termasuk salah satu ilmu yang cukup berat dipahami.

Sulamul Munawwaraq (Mantiq)

Kitab ini merupakan hasil karya dari Syaikh Abdurrahman Al Akhdari yang juga merupakan penulis kitab Jauharul Maknun. Secara umum kitab ini membahas mengenai ilmu mantiq. Mantiq adalah  ilmu yang membahas tentang alat dan formula berpikir, sehingga seseorang yang menggunakannya akan selamat dari cara berpikir yang salah.

Karena merupakan ilmu yang sangat sulit dipahami, umumnya kitab ini tidak akan dipelajari oleh para santri pemula. Melainkan hanya akan dikaji dan dipelajari oleh para santri senior yang telah khatam mengkaji Kitab Alfiyah Ibnu Malik.

Aqidatul Awam (Aqidah)

Kitab yang ringkas ini merupakan buah pikir seorang ulama dari Makkah yaitu Imam Ahmad Al Hasani. Secara umum kitab yang berbentuk matan-matan ini menjelaskan mengenai ilmu tauhid. Isi kandungan kitabnya meliputi berbagai para keimanan seperti sifat wajib, jaiz, dan mustahil Allah. Kemudian membahas mengenai malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah, iman kepada hari kiamat, Isra mi’raj dan berbagai perkara keimanan lainnya.

Karena kitabnya yang ringkas dan mudah dipahami, biasanya kitab ini akan dikaji oleh santri pemula. Kemudian karena hanya berisi 58 matan, biasanya para santri di pesantren salaf akan diminta untuk menghafalkan matan-matan yang ada di dalam kitab ini.

Amsilah Tasrifiyah (Sharaf)

Berbeda dengan kitab yang sudah kami ulas di atas, kitab ini merupakan hasil pemikiran seorang ulama Indonesia yaitu KH Muhammad Ma’shum bin Ali. Hebatnya lagi kitab ini beliau ciptakan saat usia beliau baru menginjak usia 19 tahun. Secara umum kitab ini membahas ilmu sharaf. Ilmu sharaf sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan bentuk kata dalam bahasa arab.

Nah, di kitab ini sang penulis menyusun berbagai pola-pola perubahan kata dalam Bahasa Arab dengan metode yang mudah untuk dipahami. Selain itu kitab ini juga lebih mengedepankan praktik ketimbang teori. Karena itulah kitab ini selalu dijadikan pegang bagi seluruh santri di Indonesia sebagai pintu dasar untuk memahami ilmu sharaf yang lebih dalam. 

Tafsirul Jalalain (Tafsir)

Kitab ini merupakan buah karya guru dan murid yaitu Imam Jalaludin Al Mahalli dan Imam Jalaluddin As Suyuthi. Kitab yang merupakan tafsir Qur’an ini merupakan kitab tafsir yang paling sering dikaji para santri di pesantren. Hal ini dikarenakan tafsir ini memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki kitab tafsir lainnya.

Diantara kelebihan Tafsir Jalalain adalah: Mudah dipahami, tidak bertele-tele, Menyebut pendapat yang rajih (kuat) jika ada ikhtilaf, dan terkadang menyebutkan sisi i’rab dan qira’at secara ringkas.

Nah, demikianlah deretan kitab yang biasanya dipelajari di pesantren. Penasaran? Yuk nyantri!

Sumber : https://pesantrenterbaik.com/pesantren/kitab-yang-biasanya-dipelajari-di-pesantren/

Share:

Ringkasan isi Hadits Arbain

 


HADITS KE-1 : AMAL ITU TERGANTUNG NIATNYA

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Selengkapnya…

HADITS KE-2 : IMAN, ISLAM, DAN IHSAN

Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu ‘anh, dia berkata: ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya Selengkapnya…

HADITS KE-3 : RUKUN ISLAM

Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab radhiallahu ‘anhuma berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda: “Islam didirikan diatas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah secara benar Selengkapnya…

HADITS KE-4 : TAKDIR MANUSIA TELAH DITETAPKAN

Dari Abu ‘Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anh, dia berkata: bahwa Rasulullah telah bersabda, “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian Selengkapnya…

HADITS KE-5 : SEMUA PERBUATAN BID’AH TERTOLAK

Dari Ummul mukminin, Ummu ‘Abdillah, ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak”. Selengkapnya…    

HADITS KE-6 : DALIL YANG HALAL DAN YANG HALAM TELAH JELAS

Dari Abu ‘Abdillah An-Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhuma berkata,”Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya yang Halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara yang samar-samar, kebanyakan Selengkapnya…    

HADITS KE-7 : AGAMA ADALAH NASIHAT

Dari Abu Ruqayyah Tamiim bin Aus Ad Daari radhiallahu ‘anh, “Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda : Agama itu adalah Nasehat , Kami bertanya : Untuk Siapa ?, Beliau bersabda : Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum muslim” [Muslim no. 55] Selengkapnya…   

HADITS KE-8 : PERINTAH MEMERANGI MANUSIA YANG TIDAK MELAKSANAKAN SHALAT DAN MENGELUARKAN ZAKAT

Dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, sesungguhnya Rasulullah telah bersabda : “Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia mengucapkan laa ilaaha illallaah, menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Barangsiapa telah mengucapkannya Selengkapnya…   

HADITS KE-9 : MELAKSANAKAN PERINTAH SESUAI KEMAMPUAN

Dari Abu Hurairah, ‘Abdurrahman bin Shakhr radhiallahu ‘anh, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda : “Apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka Selengkapnya…   

HADITS KE-10 : MAKAN DARI RIZKI YANG HALAL

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anh, ia berkata : “Telah bersabda Rasululloh : “ Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa Selengkapnya…    

HADITS KE-11 : TINGGALKAN KERAGU-RAGUAN

Dari Abu Muhammad, Al Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, cucu Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan kesayangan beliau radhiallahu ‘anhuma telah berkata : “Aku telah menghafal (sabda) dari Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Tinggalkanlah Selengkapnya… 

HADITS KE-12 : MENINGGALKAN YANG TIDAK BERMANFAAT

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya” “. [Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976] Selengkapnya…  

HADITS KE-13 : MENCINTAI MILIK ORANG LAIN SEPERTI MENCINTAI MILIKNYA SENDIRI

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu anhu, pelayan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai milik saudaranya (sesama muslim) seperti ia mencintai miliknya sendiri”. [Bukhari no. 13, Muslim no. 45] Selengkapnya…

HADITS KE-14 : LARANGAN BERZINA, MEMBUNUH, DAN MURTAD

Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : ‘Tidak halal darah seorang muslim kecuali Karena salah satu di antara tiga perkara : orang yang telah kawin berzina, jiwa dengan jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya yaitu merusak jama’ah’ “. [Bukhari no. 6878, Muslim no. 1676] Selengkapnya…

HADITS KE-15 : BERKATA BAIK ATAU LEBIH BAIK DIAM, SERTA MEMULIAKAN TAMU

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Selengkapnya…

HADITS KE-16 : JANGAN MUDAH MARAH

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Janganlah engkau mudah marah”. Maka diulanginya Selengkapnya… 

HADITS KE-17 : BERBUAT BAIK DALAM SEGALA URUSAN

Dari Abu Ya’la, Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam beliau telah bersabda : “ Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik pada segala hal, maka jika kamu membunuh hendaklah membunuh dengan Selengkapnya… 

HADITS KE-18 : SETELAH MELAKUKAN DOSA, SEGERA LAKUKAN KEBAIKAN

Dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdurrahman, Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu Selengkapnya… 

HADITS KE-19 : WASIAT RASULULLAH KEPADA IBNU ‘ABBAS, MINTA TOLONG DAN BERLINDUNG PADA ALLAH

Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata : Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : “Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat Selengkapnya… 

HADITS KE-20 : ANJURAN MEMILIKI RASA MALU

Dari Abu Mas’ud, ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshari Al Badri radhiyallahu anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Sesungguhnya diantara yang didapat manusia dari kalimat kenabian yang pertama ialah : Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.” (HR. Bukhari) [Bukhari no. 3483] Selengkapnya… 

HADITS KE-21 : ISTIQOMAH

Dari Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdullah radhiyallahu anhu, ia berkata : ” Aku telah berkata : ‘Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya kepada seorang pun kecuali kepadamu Selengkapnya… 

HADITS KE-22 : MELAKSANAKAN SYARI’AT ISLAM DENGAN BENAR

Dari Abu ‘Abdullah, Jabir bin ‘Abdullah Al Anshari radhiyallahu anhuma, sungguh ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Bagaimana pendapatmu jika aku melakukan shalat fardhu, puasa pada bulan Ramadhan Selengkapnya… 

HADITS KE-23 : SUCI ITU SEBAGIAN DARI IMAN

Dari Abu Malik, Al Harits bin Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : ‘Suci itu sebagian dari iman, (bacaan) alhamdulillaah memenuhi timbangan, (bacaan) subhaanallaah dan alhamdulillaah Selengkapnya… 

HADITS KE-24 : HARAMNYA BERBUAT ZALIM

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau meriwayatkan dari Allah ‘azza wa Jalla, sesungguhnya Allah telah berfirman: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan (berlaku) zhalim atas Selengkapnya… 

HADITS KE-25 : BERSEDEKAH TIDAK MESTI DENGAN HARTA

Dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, ia berkata: Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Wahai Rasulullah, orang-orang Selengkapnya… 

HADITS KE-26 : SEGALA PERBUATAN BAIK ADALAH SEDEKAH

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : ‘Setiap anggota badan manusia diwajibkan bershadaqah setiap hari selama matahari masih terbit. Kamu mendamaikan antara dua Selengkapnya… 

HADITS KE-27 : MENJAUHI PERBUATAN YANG MERESAHKAN

Dari An Nawas bin Sam’an radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Kebajikan itu keluhuran akhlaq sedangkan dosa adalah apa-apa yang dirimu merasa ragu-ragu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya”. (HR. Muslim) Selengkapnya…  

HADITS KE-28 : BERPEGANG TEGUH PADA SUNNAH RASULULLAH DAN KHULAFAUR RASYIDIN (PARA SAHABAT)

Abu Najih, Al ‘Irbad bin Sariyah ra. ia berkata : “Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran”. kami bertanya ,”Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat Selengkapnya… 

HADITS KE-29 : SHALAT LAIL MENGHAPUS DOSA

Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu, ia berkata : Aku berkata : “Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab Selengkapnya…  

HADITS KE-30 : LAKSANAKAN PERINTAH AGAMA DAN MENJAUHI LARANGAN AGAMA

Dari Abu Tsa’labah Al Khusyani, jurtsum bin Nasyir radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau telah bersabda : “ Sesungguhnya Allah ta’ala telah mewajibkan beberapa perkara, maka janganlah kamu meninggalkannya Selengkapnya…    

HADITS KE-31 : ANJURAN ZUHUD

Dari Abul ‘Abbas, Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi radhiallahu ‘anhu, ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang jika aku mengerjakannya Selengkapnya… 

HADITS KE-32 : TIDAK BOLEH BERBUAT KERUSAKAN ATAU BAHAYA

Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Malik bin Sinan Al Khudri radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Janganlah engkau membahayakan dan saling merugikan”. Selengkapnya…

HADITS KE-33 : PENUDUH WAJIB MEMBAWA BUKTI, DAN TERTUDUH CUKUP BERSUMPAH

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Sekiranya setiap tuntutan orang dikabulkan begitu saja, niscaya orang-orang akan menuntut darah orang lain atau hartanya. Akan tetapi Selengkapnya… 

HADITS KE-34 : KEWAJIBAN MENGINGKARI/MEMBERANTAS KEMUNGKARAN

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Barang siapa di antaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya (kekuasaannya) Selengkapnya… 

HADITS KE-35 : HARAMNYA SIFAT DENGKI (HASAD), DAN MENCARI-CARI KESALAHAN ORANG

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Kamu sekalian, satu sama lain Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang Selengkapnya… 

HADITS KE-36 : SESAMA MUSLIM WAJIB SALING BANTU

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa Selengkapnya… 

HADITS KE-37 : PAHALA KEBAIKAN DILIPATGANDAKAN OLEH ALLAH

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau meriwayatkan dari Tuhannya, Tabaaraka wa ta’aala. Firman-Nya : “Sesungguhnya Allah telah menetapkan nilai kebaikan dan kejahatan, kemudian Dia menjelaskannya. Selengkapnya… 

HADITS KE-38 : KEUTAMAAN MELAKSANAKAN SUNNAH

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anh, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Sesungguhnya Allah ta’ala telah berfirman : ‘Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya. Hamba-Ku senantiasa Selengkapnya… 

HADITS KE-39 : TIDAK SENGAJA ATAU LUPA DIMAAFKAN

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, sesungguhnya Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : ” Sesungguhnya Allah telah mema’afkan kesalahan-kesalahan uamt-Ku yang tidak disengaja, karena lupa dan yang dipaksa Selengkapnya… 

HADITS KE-40 : HIDUP BAGAIKAN SEORANG PENGEMBARA

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memegang pundakku, lalu bersabda : Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara. Lalu Ibnu Umar radhiyallahu anhuma Selengkapnya… 

HADITS KE-41 : MENUNDUKKAN HAWA NAFSU

Dari Abu Muhammad, Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash radhiallahu ‘anhuma, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang telah Selengkapnya… 

HADITS KE-42 : DOSA SELAIN SYIRIK AKAN DIAMPUNI

Dari Anas radhiallahu ‘anhu, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : Allah ta’ala telah berfirman : “Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni Selengkapnya…

Oleh : Abu ‘Abdillah

Sumber : https://ceramahmotivasi.com/2017/10/hadits-arbain-an-nawawi-dengan-syarah-ibnu-daqiqil-ied/

Share:

Shalat wanita di rumah lebih utama daripada di Masjid

 

Manakah yang lebih baik, shalat wanita berjamaah di masjid ataukah shalat sendirian di rumah?

Jawabannya, shalat bagi wanita yang terbaik adalah di rumahnya.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلاَةُ الْمَرْأَةِ فِى بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى حُجْرَتِهَا وَصَلاَتُهَا فِى مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى بَيْتِهَا

Shalat seorang wanita di kamar khusus untuknya lebih afdhal daripada shalatnya di ruang tengah rumahnya. Shalat wanita di kamar kecilnya (tempat simpanan barang berharganya, pen.) lebih utama dari shalatnya di kamarnya.” (HR. Abu Daud, no. 570. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat pengertian hadits ini dalam ‘Aun Al-Ma’bud, 2: 225).

Artinya, tempat shalat wanita di dalam rumah semakin tidak terlihat dan jauh dari ikhtilath (campur baur dengan lawan jenis), akan semakin utama.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ مَسَاجِدِ النِّسَاءِ قَعْرُ بُيُوتِهِنَّ

Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah di bagian dalam rumah mereka.” (HR. Ahmad, 6: 297. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan berbagai penguatnya).

Istri dari Abu Humaid As-Sa’idi, yaitu Ummu Humaid pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, saya sangat ingin sekali shalat berjamaah bersamamu.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab,

قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلاَةَ مَعِى وَصَلاَتُكِ فِى بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاَتِكِ فِى حُجْرَتِكِ وَصَلاَتُكِ فِى حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلاَتِكِ فِى دَارِكِ وَصَلاَتُكِ فِى دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاَتِكِ فِى مَسْجِدِ قَوْمِكِ وَصَلاَتُكِ فِى مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاَتِكِ فِى مَسْجِدِى

“Aku telah mengetahui hal itu bahwa engkau sangat ingin shalat berjamaah bersamaku. Namun shalatmu di dalam kamar khusus untukmu (bait) lebih utama dari shalat di ruang tengah rumahmu (hujrah). Shalatmu di ruang tengah rumahmu lebih utama dari shalatmu di ruang terdepan rumahmu. Shalatmu di ruang luar rumahmu lebih utama dari shalat di masjid kaummu. Shalat di masjid kaummu lebih utama dari shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi).” Ummu Humaid lantas meminta dibangunkan tempat shalat di pojok kamar khusus miliknya, beliau melakukan shalat di situ hingga berjumpa dengan Allah (meninggal dunia, pen.) (HR. Ahmad, 6: 371. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Namun jika wanita ingin melaksanakan shalat berjama’ah di masjid selama memperhatikan aturan seperti menutupi aurat dan tidak memakai harum-haruman, maka janganlah dilarang. Dari Salim bin ‘Abdullah bin ‘Umar bahwasanya ‘Abdullah bin ‘Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ إِذَا اسْتَأْذَنَّكُمْ إِلَيْهَا

Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia.” (HR. Muslim, no. 442).

Ada tiga syarat yang mesti dipenuhi ketika seorang wanita ingin shalat berjamaah di masjid: (1) menutup aurat, (2) tidak memakai minyak wangi, (3) harus mendapatkan izin suami. Demikian dinyatakan oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab, no. 3457.

Dari Abu Musa Al-Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ

Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An-Nasa’i, no. 5126; Tirmidzi, no. 2786; Ahmad, 4: 413. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan). Maksudnya wanita semacam itu akan membangkitkan syahwat pria yang mencium bau wanginya. (Lihat Tuhfah Al-Ahwadzi, 8: 74)

 

Apakah jika wanita ikut shalat berjama’ah di masjid akan mendapatkan pahala 27 derajat?

Al-Hafizh Ibnu Rajab dalam Fath Al-Bari (4: 34) menyatakan bahwa hadits shalat laki-laki dengan berjamaah akan dilipatgandakan menunjukkan bahwa shalat  wanita tidak dilipatgandakan ketika dilakukan secara berjamaah. Karena shalat wanita di rumahnya lebih baik dan lebih afdhal.

Dalam Fath Al-Bari (2: 147), Ibnu Hajar Al-Asqalani juga menjelaskan tentang hadits “laki-laki yang terkait hatinya dengan masjid” menunjukkan bahwa pahala shalat di masjid 27 derajat hanya ditujukan pada laki-laki karena shalat wanita tetap lebih baik di rumahnya dibanding masjid.



Sumber https://rumaysho.com/15669-shalat-wanita-di-masjid-ternyata-kalah-utama-dengan-shalat-wanita-di-rumahnya.html
Share:

toko islam

toko islam

Popular Posts

Umroh Murah Ibadah Berkah

  UMRAH PASTI MAMPU!!!!! 🕋🕋 Di Tanur Ada program keren namanya Easy Umrah apa aja sih easy nya klo anda mau umrah DI TANUR cekidottt 👇 1....

Kajian Umum