Surah Al Anfal adalah surah urutan kedelapan setelah Surah Al A’raf, terdiri dari 76 ayat dan 10 ruku. Apa saja isi kandungan Surah Al Anfal? Berikut ini uraiannya.
Nama Surah Dan Waktu Diturunkan
Ini merupakan satusatunya contoh dalam Al Quran mengenai adanya surah yang dipecah menjadi dua bagian, sedang surah-surah lainnya masing-masing merupakan kesatuan yang utuh.
Dua surah yang dimaksud yaitu Surah Al Anfal (rampasan perang) dan Surah At Taubah atau Al Bara’ah. At Taubah sebenarnya merupakan bagian kedua dari Surah Al Anfal.
Catatan kolektif mengenai kedua surah ini Dalam surah Anfal, dinubuatkan bahwa Allahswt akan memberi kemenangan besar kepada kaum Muslimin dan bahwa harta kekayaan dan milik musuh mereka akan jatuh ke tangan mereka.
Nubuatan ini terus-menerus menjadi sumber tertawaan orang-orang kafir terhadap kaum Muslim, dikarenakan Allahswt – selaras dengan hikmah kebijaksanaan-Nya yang tidak pernah salah dan sesuai dengan undangundang- Nya yang abadi – telah menunda penggenapan nubuatan itu, yaitu tidak bersamaan dengan turunnya wahyu yang menyebutkannya pada bagian Surah Al Anfal.
Ketika kota Makkah jatuh dan nubuatan yang disebutkan terdahulu telah sempurna, maka diturunkanlah bagian surah yang lainnya. Bagian itu mulai dengan: “Inilah suatu pernyataan untuk membuktikan sepenuhnya kebenaran janji dari Allah dan Rasul-Nya terhadap orangorang musyrik yang kepada mereka, kamu telah mengumandangkan janji, [bahwa kamu akan berjaya di negeri Arab]. Maka jelajahilah bumi ini selama empat bulan dan ketahuilah bahwa kamu tak dapat menggagalkan rencana Allah, dan ketahui pulalah bahwa Allah akan menghinakan orang-orang kafir.”
Singkatnya, di antara kedua surah ini terdapat suatu hubungan yang amat nyata sehingga keduanya sebenarnya merupakan satu surah belaka, sebab seperti disebutkan di atas, surah Al-Anfal diturunkan di masa Perang Badar dan di dalamnya tercantum nubuatan yang jelas mengenai kesudahan orang-orang kafir. Kemudian setelah pertempuran terakhir dengan orang-orang musyrik Makah usai, diwahyukan surah Bara’ah untuk mengumumkan sempurnanya nubuatan itu dan terbitnya suatu masa baru.
Isi Kandungan Surah Al Anfal
Isi Kandungan Surah Al Anfal Ruku Ke-1, Ayat 1-11
Isi kandungan surah Al Anfal ruku pertama pelukisan tentang Perang Badar dan pemberitahuan sejak dini kepada kaum Muslimin bahwa mereka akan memperoleh kemenangan besar atas kaum kafir.
Harta-kekayaan serta harta milik orang-orang kafir, akan jatuh ke tangan mereka. Perang-perang itu merupakan tanda-tanda Tuhan yang tidak boleh dibuat wahana untuk mencari keuntungan duniawi.
Seterusnya mereka diberitahukan bahwa mereka harus berperang di jalan Allah dengan penuh keberanian dan tidak boleh menyombongkan diri atas kekuatan dan organisasi mereka, tetapi juga sebaliknya, tidak boleh takut terhadap besarnya jumlah dan kemampuan perang musuh-musuh mereka.
Selanjutnya ditekankan tentang ketaatan kepada pimpinan. Dikemukakan bahwa taat kepada perintah-perintah Allah akan membuka pintu-pintu kemajuan dan kesejahteraan kaum Muslimin serta akan melindungi mereka terhadap tipu muslihat dan siasat jahat musuh-musuh mereka, sebagaimana Allahswt telah melindungi Rasulullahsaw terhadap komplotan-komplotan rahasia orang-orang Makah.
Isi Kandungan Surah Al Anfal Ruku Ke-2, Ayat 12-11
Isi kandungan surah Al Anfal ruku kedua ini melanjutkan pembahasan ruku pertama tentang peristiwa perang Badr. Selengkapnya mengenai perang Badr bisa dibaca di sini.
Pada peristiwa perang Badr orang-orang Islam harus berperang sampai titik darah penghabisan. Mereka harus menang atau mati ; tidak ada pilihan lain bagi mereka.
Setelah meraih kemenangan, dikatakan bawa, kemenangan di Badar itu sebenarnya bukan disebabkan oleh suatu kecakapan atau kemahiran pihak orang-orang Islam. Mereka terlalu sedikit, terlalu lemah, dan terlalu buruk persenjataan mereka untuk memperoleh kemenangan terhadap satu lasykar yang jauh lebih besar jumlahnya, jauh lebih baik persenjataannya, lagi pula jauh lebih terlatih.
Pelemparan segenggam pasir oleh Rasulullahsaw mempunyai kesamaan yang ajaib dengan pemukulan air laut dengan tongkat oleh Nabi Musaas, itu seolah-olah merupakan isyarat bagi angin untuk bertiup dan air pasang naik kembali sehingga membawa akibat tenggelamnya Firaun serta lasykarnya di laut, demikian pula halnya pelemparan segenggam kerikil oleh Rasulullahsaw merupakan satu isyarat untuk angin bertiup kencang dengan membawa akibat kebinasaan Abu Jahal – yang pernah disebut oleh Rasulullahsaw sebagai Firaun – dalam perang Badr.
Dalam kedua kejadian tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan kedua nabi itu, di bawah takdir khas Tuhan.
Isi Kandungan Surah Al Anfal Ruku Ke-Tiga, Ayat 21-29
Isi kandungan surah Al Anfal ruku ketiga diantaranya yaitu, orang-orang kafir menuntut kepada Rasulullahsaw keputusan dari Allahswt berupa kemenangan. Kepada mereka diberitahukan bahwa keputusan Allahswt memang telah datang dalam bentuk serupa dengan apa yang diminta mereka yaitu kemenangan pasukan Islam.
Kemudian, “Allahswt pembatas di antara manusia dan hatinya” maknanya ialah, manusia tidak berkuasa atas hatinya; oleh sebab itu, ia tidak dapat membuat hatinya tunduk kepada perintah-perintahnya. Kata-kata itu dapat pula berarti bahwa hendaknya manusia segera menanggapi dan menyambut seruan Tuhan; sebab, jika ia menangguh-nangguh, maka keadaan-keadaan yang tidak disangka-sangka dapat timbul sewaktu-waktu dan membuat hatinya keras atau berkarat sehingga ia enggan mendengarnya.
Kemudian, hanya membuat diri kita sendiri baik, tidaklah cukup. Kita belum aman sebelum kita membenahi juga keadaan di sekitar kita. Sebuah rumah yang di sekelilingnya ada api menyala-nyala, setiap saat boleh jadi, dapat menjadi umpan api itu.
Umat Islam diperingatkan bahwa, oleh sebab Allahswt telah menyelamatkan mereka, saat mereka dalam keadaan masih lemah di negeri sendiri dan dikelilingi bangsa-bangsa yang kuat dan jahat, maka mereka pun hendaknya berusaha melindungi orang-orang lemah, bila mereka sendiri kelak memperoleh kekuasaan.
Terdapat dua macam kesetiakawanan manusia, pertama, kesetiannya terhadap Allahswt dan utusan-Nya yang mutlak dan abadi, sebab Allah itu Khalik dan Rabb. Kedua, kesetiaannya terhadap sesama manusia yang timbul dari kesadaran adanya rasa tanggung jawab dan kewajiban terhadap mereka.
Isi Kandungan Surah Al Anfal Ruku Ke-4, Ayat 30-38
Isi kandungan surah Al Anfal ruku keempat diantaranya adalah, kaum muslimin diperintahkan berperang sampai gangguan- gangguan dalam menjalankan kewajiban agama berakhir dan orang-orang bebas melaksanakan agama sesuai dengan pilihan mereka sendiri. Tiada diragukan lagi bahwa agama Islam adalah pendukung terbesar terhadap kebebasan berpikir (2:194).
Kekayaan yang dibelanjakan oleh orang kafir dalam peperangan melawan Islam, akan terbukti menjadi sumber kesedihan dan duka cita bagi mereka. Karena, upaya-upaya mereka untuk memusnakan Islam akan mengalami kegagalan dan anak-cucu mereka sendiri kelak akan menerima Islam lalu menafkahkan harta kekayaannya untuk memajukan perjuangan Islam.
Isi Kandungan Surah Al Anfal Ruku Ke-5, Ayat 39-45
Isi kandungan surah Al Anfal ruku kelima diantaranya adalah tentang pembagian harta rampasan perang, yang seper limanya harus diserahkan ke tangan Imam atau Khalifah, menurut keadaannya, untuk dibagikan kepada lima golongan tersebut dengan cara yang dianggap tepat olehnya.
Bagian untuk Rasulullahsaw lazimnya dikeluarkan untuk kepentingan umat Islam yang miskin, sebab beliau sendiri menjalani cara hidup amat sederhana. Menurut Imam Malik, pembagian itu tidak seharusnya dibuat dalam bagian-bagian yang sama, tetapi harus diserahkan kepada keputusan Imam yang akan membagikannya sesuai dengan keadaan dan tuntutan waktu.
Demikian pulalah sunnah Rasulullahsaw dan keempat Khalifatur Rasyidin. Empat perlima yang selebihnya dibagikan kepada prajurit–prajurit yang tidak menerima bayaran dan bahkan, pada umumnya, harus memikul sendiri perongkosan perang. Ini merupakan tindakan darurat yang ketika itu diambil untuk menghadapi keadaan-keadaan pada saat itu, oleh karena pada ketika itu tidak ada tentara yang di bayar dan tiada Baitul Maal (kas Negeri). “Karib-kerabat” meliputi semua anak-cucu Hasyim dan Abdul Muthalib yang tidak berhak menerima zakat.
Isi Kandungan Surah Al Anfal Ruku Ke-6, Ayat 46-49
Isi kandungan surah Al Anfal ruku keenam yaitu masih kaitanya dengan perang Badr, umat Islam diperintahkan untuk tetap teguh dan banyak mengingat Allah saat menghadapi musuh. Senantiasa menaati Allah dan RasuNya, tidak gentar dan tetap.
Sementara itu orang-orang kafir menyombongkan diri dapat mengalahkan pasukan Islam yang jumlahnya sedikit. Kenyataanya mereka yang dikalahakan pasukan Islam.
Isi Kandungan Surah Al Anfal Ruku Ke-7, Ayat 50-59
Isi kandungan surah Al Anfal ruku ketujuh yaitu berkenaan denga sikap dan perbuatan orang-orang munafik yang di dalam hatim mereka mengidap penyakit kebencian dan permusuhan terhadap orang-orang beriman.
Kemudian, Allah sendiri yang akan menghukum kaum yang ingkar, seperti yang terjadi dengan Firaun dan kaumnya, Allah menurunkan azab kepada mereka karena mereka mendustakan Tanda-tanda Allah.
Kemudian, umat Islam diperintahkan agar jangan sekali-kali mengangkat senjata tanpa alasan yang sah. Tetapi, sekali mereka memulai, mereka harus berperang dengan keberanian sedemikian rupa dan memberi pukulan yang begitu hebatnya sehingga menumbulkan ketakutan dan kengerian pada hati musuh. Perang yang dihadapi dengan sikap lemah dan lamban, sekali-kali bukan siasat yang bijaksana. Jika peperangan tidak dapat dielakkan, peperangan harus dilancarkan cepat dan mematikan.
Selanjutnya surah ini mengutarakan kewajiban-kewajiban untuk menghormati perjanjian. Kaum Muslimin diberi tahu pula bahwa orang-orang kafir akan berulang-ulang melanggar perjanjian-perjanjian, tetapi hal ini tidak boleh mendorong mereka untuk menyalahi kewajibankewajiban mereka sendiri.
Hendaknya mereka membersihkan hati mereka dari anggapan yang keliru bahwa perjuangan mereka akan mengalami kerugian jika mereka tidak membalas pelanggaran dengan tindak pelanggaran juga terhadap perjanjian-perjanjian dengan orangorang kafir. Bahkan mereka harus senantiasa memperhatikan segala perjanjian dengan saksama, akan tetapi perjanjian-perjanjian yang telah diadakan mereka itu hendaklah jangan sampai melonggarkan persiapanpersiapan yang semestinya dalam rangka menghadapi perang.
Namun demikian mereka diperintahkan bahwa jika di tengah-tengah iklim permusuhan musuh minta berdamai maka tawaran semacam itu tidak boleh ditolak, sebab seandainya musuh melanggar syarat-syarat perdamaian dan memulai lagi permusuhan, kaum Muslimin tidak akan menderita oleh akibat pelanggaran mereka terhadap perjanjian itu.
Perintah tersebut mengandung rujukan kepada Perjanjian Hudaibiyah, ketika satu pelanggaran orang-orang kafir terhadap kewajibankewajiban perjanjian menjuruskan kepada jatuhnya kota Mekah.
Jika suatu kaum yang umat Islam telah mengadakan suatu perjanjian dengannya, melanggar perjanjian, maka mereka harus diberitahu dengan gamblang bahwa perjanjian itu telah berakhir dengan umat Islam, bila diserang akan membalas serangan itu dengan segala kekuatan yang ada pada mereka. Tetapi dalam keadaan apa pun, orang-orang Islam tidak diizinkan mengadakan serangan dadakan tanpa memberikan peringatan sebelumnya.
Isi Kandungan Surah Al Anfal Ruku Ke-8, Ayat 60-65
Isi kandungan surah Al Anfal ruku kedelapan diantaranya yaitu diberitahukan kepada umat Islam bahwa persiapan yang tepatmerupakan ikhtiar paling baik untuk mencegah perang dan memerintahkan mereka supaya jangan hanya puas dengan sejumlah pasukan yang memadai untuk pertahanan di dalam negeri saja, tetapi harus menempatkan lasykar yang cukup besar di perbatasan-perbatasan dan harus membawa diri dengan baik, yakin dan dengan energi demikian rupa sehingga musuh di daerah-daerah yang jauh dari tempat pertempuran akan begitu terkesan, sehingga mengurungkan segala niat untuk memerangi mereka.
Kemudian, umat Islam tidak menempuh jalan peperangan untuk memaksa orang memeluk Islam, melainkan untuk mengadakan serta memelihara perdamaian.
Jika ada suatu kaum yang, setelah melancarkan perang terhadap Islam, mengajak berdamai maka orang-orang Islam diperintahkan agar jangan menolak tawaran itu, sekalipun musuh itu mengajak berdamai hanya untuk menipu mereka dan mengulur-ulur waktu. Ini menunjukkan, sampai berapa jauh Islam berusaha mengadakan perdamaian di antara bangsa-bangsa.
Isi kandungan Surah Al Anfal Ruku Ke-9, Ayat 66-70
Karena keimanan dan kesabaran, pasukan Islam berjumlah 20 orang bisa mengalahkan 200 orang, 100 orang beriman bisa mengalahkan 1.000 orang.
Mula-mula keadaan umat Islam lemah, perlengkapan perang mereka buruk, lagi kurang terlatih dalam ilmu peperangan. Dalam keadaan lemah demikian itu, mereka baru berhasil belawan musuh yang berjumlah hanya dua kali lipat bilangan mereka.
Tetapi, oleh berlalunya masa, keadaan umum mereka, pengalaman tempur, dan sumber-sumber daya kemiliteran, semuanya telah berkembang sangat baik, mereka dapat mengalahkan musuh yang jumlahnya sepuluh kali lipat.
Dalam perang Badar, Uhud dan Khandak, perbedaan di antara jumlah pasukan kedua pihak berangsur-angsur bertambah, namun pasukan Islam dengan sangat berhasil dapat mempertahankan kedudukan mereka sehingga pada Perang Yarmuk, hanya enam puluh ribu orang Islam, mengalahkan satu kekuatan yang jumlahnya lebih dari satu juta.
Diberitahukan kepada kaum Muslimin, bahwa tawanan perang akan jatuh ke tangan mereka dan mereka harus memperlakukan para tawanan perang itu dengan kasih sayang.
Kemudian ditekankan bahwa, satu peraturan dalam Islam, bahwa tawanan perang tidak boleh di ambil kalau tidak terjadi perang yang sungguh-sungguh dan musuh dikuasai sepenuhnya. Peraturan ini memberantas perbudakan sampai ke akar-akarnya. Hanya mereka yang ikut serta berperang untuk menghapuskan Islam, lalu mereka itu dikalahkan dapat dijadikan tawanan.
Isi Kandungan Surah Al Anfal Ruku Ke-10, Ayat 71-76
Isi kandungan surah Al Anfal ruku kesepuluh diantaranya yaitu tentang tawanan perang Badr, Rasulullahsaw dengan kemurahannya membebaskan para tawanan dalam perang itu.
Umat Islam yang sama-sama tinggal di suatu negara dan sama-sama di bawah suatu pemerintahan, baik sebagai muhajir maupun sebagai penduduk asli, berkewajiban menolong satu sama lain, pada saat-saat mereka saling memerlukan.
Tetapi orang-orang Islam yang tidak berhijrah ke suatu negeri Islam, tidak mempunyai hak menerima pertolongan dari golongan muhajirin dalam urusan-urusan keduniaan. Tetapi, jika mereka diganggu dalam urusan agama, mereka harus diberi pertolongan.
Jika mereka tinggal di bawah suatu pemerintahan bukan-Islam, yang dengan pemerintahan itu orang-orang Islam telah mengikat perjanjian perdamaian, kemudian tiada pertolongan dapat diberikan kepada mereka, sekalipun dalam urusan agama; dan dalam keadaan demikian, satu-satunya jalan yang terbuka bagi orang-orang Islam yang seperti itu ialah, berhijrah dari negeri yang bukan Islam itu.
Kenudian, semua orang Islam dinyatakan sebagai saudara antara satu sama lain, dan Rasulullahsaw di Madinah telah mengadakan semacam ikatan persaudaraan di antara Mujahirin dan Anshar, maka mungkin timbul kesalah-pahaman bahwa mereka dapat saling mewarisi harta pusaka mereka; maka, di sini ditetapkan bahwa hanya anggota keluarga dari darah yang sama saja yang berhak mewarisi, sedangkan orang-orang Islam lainnya, adalah hanya saudara-saudara seagama dan bukan ahli waris.
Demikianlah beberapa isi kandungan surah Al Anfal yang dapat kita gali dari ayat-ayatnya. Wallhu a’lam.
Sumber : bewaramulia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar