Injil Yohanes, yaitu kitab keempat dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Yoh 1:1 dst, sama sekali bukan kata2 Yesus, apalagi firman Tuhan. Itu adalah ayat2 tempelan yang diambil oleh penulis alkitab, ditambahkan begitu saja menjadi pembuka injil Yohanes. Yoh. 1:1-18 sesungguhnya berasal dari Hymne Platonis yg dikenalkan oleh seorang Filosof pengikut Plato bernama Phlo dari Alexandria. Buny Hymne tersebut:
"Pada mulanya adalah Logos (firman), Logos (firman) itu bersama dengan Tuhan, dan Logos (firman) itu berasal dari Tuhan."
kalimat ini kemudian diadopsi oleh penyalin kitab Yohanes dan menjadikannya sebagai kalimat pembuka dgn merubah kata "logos" menjadi "firman".
Pencaplokan doktrin platonis ke dlm yohanes ini, diakui dengan jujur oleh Bapak Gereja yg sangat terkenal, Santo Agustinus dlm bukunya "The Confession of St. Augustine" dlm sub judul tulisannya,"Kitab Suci dan Filsafat Penyembuh Berhala". Sang Santo menyatakan:
"...Book of the Platonis that had been translated ou of Greek into Latin. In then I read, not indeed in these words but much the same thought, enforced by many varied arguments that: In the beginning was the word, and the word was with God and the word was God. All things were mkade by him, and without him nothing was made"
"...Buku filsafat Platonis yang telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. di dalamnya saya baca, walaupun tidak sama persis tetapi jalan pikirannya sama, didukung dengan berbagai argumen bahwa: Pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama Tuhan, dan firman itu adalah (dari) Tuhan. Segala sesuatu dijadikan oleh dia (firman) dan tanpa dia (firman) tidak ada yang dijadikan."
Al-Kitab The New Testament of the New American Bible, dlm catatan kakinya memperkuat fakta bahwa Yoh. 1:1-18 bukanlah bagian dari Injil Yohanes, tetapi hanya sebuah karya lepas yang ditambahkan kemudian menjadi pembuka Injil Yohanes:
"John 1:1-18; "The prologue is a hymn, formally poetic in style-perhap originally an independent composition and only later adapted and edited to serve as an overture to the Gospel."
"Yoh. 1:1-18; pembukaan ini merupakan hymne berbentuk syair -mungkin berasal dari karya bebas, yang kemudian baru dikutip dan diedit untuk berperan sebagai pembuka injil
Selain itu, para penginjil juga memperkenalkan konsep trinitas yg sesungguhnya tak pernah ditemukan dlm alkitab, kecuali dlm surat kiriman Yohanespertama 5: 6-8, yang ironisnya, oleh gereja sendiri, ayat-ayat ini telah diakui sebagai ayat-ayat palsu. Berikut ayat-ayat dimaksud:
6. Inilah dia yang datang dengan air dan darah, Yesus Kristus. Ia tidak datang dengan air saja, melainkan dengan air dan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena roh adalah kebenaran.
7. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman, dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
8. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi); Roh, dan air dan darah, dan ketiganya adalah satu.
Pada edisi Indonesia, sebelum dikritik, kalimat mulai dari kata “di sodrga” pada ayat 7 sampai kata “di bumi” pada ayat 8, mukanya tidak diberi kurung. Nanmun setelah mendapat kritik tajam dari kalangan gereja sendiri, baru kemudian kalimat tersebut diberi kurung sebagai pertanda bahwa kalimat panjang itu hanyalah tambahan (bukan bagian dari ayat)
Para tokoh gereja sendiri dengan sengit mengkritik berbagai pemalsuan dalam alkitab ini. Dr. G.C. van Niftrik dan D.S.B.J. Boland misalnya, mengatakan:
“Di dalam al-kitab tidak diketemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata “Tri tunggal” atau pun ayat-ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut, mungkin terdapat dalam I Yahya (Yohanes) 5:6-8. Tetapi sebagian besar dari ayat itu agaknya belum tertera dalam naskah aslinya. Bagian itu setidak-tidaknya harus diberi kurung.”
Tokoh lain sekelas Jerry Falwell, seorang tokoh Kristen radikal termahsyur di Amerika, dgn tegas mengatakan:
“The rest of verse 7 and the first nine words of verse 8 are not original, and are not to be considered as a part of the words of God.”
“Kalimat terakhir pada ayat 7 dan sembilan kata pertama pada ayat 8 tidak asli, dan tidak bisa dianggap sebagai firman Tuhan.”
Ini semua membuktikan bahwa penulisan alkitab disertai pemalsuan, penambahan, pengurangan dan revisi ayat-ayatnya, sama sekali bukan diinspirasi oleh roh kudus sebagaimana klaim mereka selama ini, tetapi semata didasarkan pada kemauan dan kepentingan Gereja sendiri. Padahal tindakan seperti ini oleh Yesus telah diperingatkan sebagai kesia-siaan:
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."(Matius 15:9)
Dari hasil pengkajian kritis terhadap alkitab, bahkan para pakar alkitab yang notabene beragama Kristen sendiri telah mengakui bhw semua ajaran para penginjil tentang Yesus sebagai Firman Hidup, Trinitas, penulisan alkitab berdasar inspirasi Roh Kudus, semuanya adalah kemustahlan dann tak lain kecuali sebuah BOHONG BESAR...
Maka benarlah firman Allah:
79. Maka kecelakaan yAng besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah)
Sumber: Molyadi Samuel, Dokumen Pemalsuan Al-Kitab, ed. Eddy Rosnaedi, (Surabaya: Victory Press, 2002), hlm. Vii-xiii)
WebRepPredikat secara keseluruhan