(( Menu Halaman )) - (( Qur'an )) (( Hadits ))
  • Al-Qur'an dan Hadits Sebagai Petunjuk Hidup

    Nabi Muhammad saw telah mewariskan 2 hal kepada kita sebagai petunjuk kehidupan apapun yang berkaitan dengan kehidupan, yaitu Al-Qur'an dan Hadits

  • Masalah - Solusi - Sukses

    Ketika kita dihadapi dengan berbagai masalah kehidupan, kita harus mencari solusi untuk sukses.

  • Pondok Pesantren Digital

    Pondok Pesantren Digital adalah Media Belajar Agama Islam secara digital berbasis online yang dapat di akses melalui Smartphone, Laptop ataupun Komputer dengan system khusus

  • Solusi Terbaik Mengatasi Masalah

    Bagaimana kita dapat mengatasi berbagai permasalahan hidup apapun masalahnya di sini kami beritahu solusi terbaik yang pasti berhasil.

Macam-macam puasa Sunnah beserta Dalilnya



Berikut berbagai macam puasa sunnah beserta niat, keutamaan dan dalilnya :

Puasa Syawal

Berpuasa di bulan Syawal memiliki banyak keutamaan. Yakni seperti berpuasa setahun penuh, mendapat ganjaran sepuluh kali lipat, dan menyempurnakan ibadah. Ada pun hadist yang berisikan tentang keutamaan puasa Syawal adalah sebagai berikut.

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)

Artinya: "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh." (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah).

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: "Barangsiapa mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal selepas Idul Fitri berarti ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Dan setiap kebaikan diganjar sepuluh kali lipat." (HR. Muslim)

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ : انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

Artinya: "Amal ibadah yang pertama kali dihisab pada Hari Kiamat adalah shalat. Allah Taala berkata kepada malaikat-sedang Dia Maha Mengetahui tentangnya. Periksalah ibadah shalat hamba-hamba-Ku, apakah sempurna ataukah kurang. Jika sempurna maka pahalanya ditulis utuh sempurna. Jika kurang, maka Allah memerintahkan malaikat: Periksalah apakah hamba-Ku itu mengerjakan shalat-shalat sunnat? Jika ia mengerjakannya maka tutupilah kekurangan shalat wajibnya dengan shalat sunnat itu. Begitu pulalah dengan amal-amal ibadah lainnya." (HR Abu Dawud)

Niat Puasa Syawal

Sama seperti ibadah puasa lainnya, sebelum memulai puasa, ada baiknya untuk mengucapkan niat puasa Syawal dalam hati. Niat puasa Syawal adalah sebagai berikut.

نَوَيْتصَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu sauma ghodin an sittatin min syawalin sunattan lillahi taala."

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”

Selanjutnya ada puasa awal bulan Dzulhijjah. Biasanya puasa sunnah ini dilakukan pada tanggal 1-7 Dzulhijjah setiap tahunnya. Atau ada pula yang mengerjakannya hingga sepuluh hari berturut-turut. Berpuasa di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan. 

Puasa Awal Dzulhijjah

Berpuasa sunnah di awal bulan Dzulhijjah memiliki banyak manfaat. Di antaranya mendapat balasan dari Allah SWT, dicintai oleh Allah SWT, dan dijauhkan dari siksa api neraka selama tujuh puluh tahun lamanya. Keutamaan puasa sunnah Dzulhijjah ini sesuai dengan hadits berikut.

وروى الإمام أحمد رحمه الله عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد وروى ابن حبان رحمه الله في صحيحه عن جابر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: أفضل الأيام يوم عرفة.

Artinya: “Imam Ahmad, Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid."

الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي

Artinya: “Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku."

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف 

Artinya: “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun." (Hadits Muttafaqun ‘Alaih)

Niat Puasa Awal Dzulhijjah

Sebelum berpuasa di awal Dzulhijjah, ada baiknya kita mengucapkan niat puasa berikut ini.

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى 

"Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya: "Saya niat puasa sunnah di bulan Dzulhijjah karena Allah ta'ala."

Selanjutnya, terdapat puasa Tarwiyah yang dikerjakan pada hari Tarwiyah atau pada tanggal 8 Dzulhijjah. Pada tanggal ini dimulai pula ibadah Haji atau satu hari sebelum pelaksanaan wukuf.

Puasa Tarwiyah

Ada sebuah hadits yang mengungkapkan keutamaan puasa Tarwiyah. Hadits tersebut memiliki arti sebagai berikut.

"Puasa pada hari Tarwiyah akan mengampuni dosa setahun lalu, sedangkan puasa hari Arafah akan mengampuni dosa dua tahun." (HR Tirmidzi)

Sayangnya, hadits tersebut disebut daif atau lemah. Meski demikian, para ulama sepakat bahwa melakukan puasa Tarwiyah tidak akan menimbulkan masalah aqidah atau hukum. Maka dari itu, tidak masalah jika tetap menunaikannya.

Sebab, menurut riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa tidak ada perbuatan yang disukai Allah SWT selain berpuasa di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

وروى الإمام أحمد رحمه الله عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد وروى ابن حبان رحمه الله في صحيحه عن جابر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: أفضل الأيام يوم عرفة.

Artinya: “Imam Ahmad, Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid."

Niat Puasa Tarwiyah

Berikut niat puasa Tarwiyah:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى 

"Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta'ala."

Masih di bulan Dzulhijjah, ada pula puasa sunnah Arrafah yang sayang untuk kita lewatkan. Puasa ini dilaksanakan pada hari ke sembilan bulan Dzulhijjah atau di hari kedua pelaksanaan ibadah haji.

Puasa Arrafah

Puasa Arrafah memiliki keutamaan yang sangat istimewa. Yakni, dapat menghapus dosa kita satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Hal ini sesuai dengan hadits yang berbunyi sebagai berikut.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: 

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده

Artinya: “Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya."

Niat Puasa Arrafah

Sebelum menunaikan puasa Arrafah, berikut niat yang harus dibaca terlebih dulu.

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى 

"Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya: "Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala."

Puasa Muharram dilakukan di bulan Muharram atau saat tahun baru Hijriah. Puasa Muharram biasa dilakukan pada tanggal 10 atau yang dikenal juga dengan nama Puasa Asyuara.

Puasa Muharram

Puasa Muharram memiliki keutamaan yang istimewa. Yakni, merupakan sebaik-baiknya puasa sunnah, dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Keutamaan puasa Muharram tertuang pada hadist sebagai berikut ini.

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ 

Artinya: “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163) 

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ 

Artinya: “Puasa ini menggugurkan (dosa-dosa) di tahun yang lalu."

Selain di tanggal 10 Muharram, Rasulullah SAW juga berkeinginan berpuasa di tanggal 9 Muharram. Sayangnya, Rasulullah SAW meninggal dunia sebelum sempat menunaikan ibadah puasa sunnah tersebut.

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ 

“Kalau aku masih hidup tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram (bersama 10 Muharram).”

Niat Puasa Muharram

Untuk menjalankan puasa Muharram, berikut niat yang harus dibaca.

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

"Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa."

Artinya: "Saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah Ta’ala."

Puasa Syaban adalah puasa sunnah muakkadah yang dikerjakan di bulan Syaban. Tidak ada hadits yang mengungkapkan berapa lama kita dianjurkan untuk berpuasa sunnah di bulan Syaban. Namun, Rasulullah berpuasa sunnah lebih sering di bulan Syaban. Hal ini sesuai dengan hadits berikut.

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ 

Artinya: “...saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1969 dan Muslim No. 782).

Selain itu, puasa Syaban juga melatih diri untuk terbiasa berpuasa sebelum puasa satu bulan penuh di bulan Ramadan.

Puasa Syaban

Keutamaan berpuasa sunnah Syaban selain menyiapkan diri untuk puasa Ramadan adalah meningkatkan keimanan kita terhadap Allah SWT. Rasulullah pernah bersabda pada bulan Rajab manusia dalam kondisi lalai, maka dari itu dianjurkan berpuasa sunnah Syaban untuk meningkatkan iman terhadap Allah SWT.

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Niat Puasa Syaban

Niat puasa Syaban saat di malam hari adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى 

"Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’I sunnati Sya’bana lillahi ta’ala."

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Sya’ban esok hari karena Allah ta’ala."

Namun, jika kita lupa membaca niat di malam hari, maka niat puasa Syaban berubah menjadi sebagai berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى 

"Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’I sunnati Sya’bana lillahi ta’ala." 

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah sya’ban hari ini karena Allah ta’ala.”

 Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa di pertengahan bulan kalender Hijriah. Puasa sunnah ini disebut juga sebagai puasa putih karena berpuasa saat keadaan bentuk bulan bulat sempurna dan memancarkan cahaya putih. Biasanya puasa Ayyamul Bidh dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan di kalender Hijriah, kecuali pada hari Tasyrik.

Puasa Ayyamul Bidh

Ada tiga keutamaan dari puasa Ayyamul Bidh ini. Keutamaan tersebut yakni, seperti berpuasa sepanjang tahun, ganjaran surga oleh Allah SWT, dan amal ibadah yang dilipat gandakan. Keutamaan puasa Ayyamul Bidh tertuang dalam hadits berikut:

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Artinya: “Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari). 

إن في الجنة بابًا يقال له: الريان، يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل منه أحد غيرهم. يقال: أين الصائمون؟ فيقومون لا يدخل منه أحد غيرهم، فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد

Artinya: “Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang namanya “Ar-Rayyan,” yang akan dimasuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari kiamat, tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. Dikatakan: Manakah orang-orang yang suka berpuasa? maka mereka pun berdiri dan tidak masuk lewat pintu itu kecuali mereka, jika mereka telah masuk, maka pintu itu ditutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi." (HR Bukhori dan Muslim). 

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ 

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kasturi.” (HR. Muslim).

Niat Puasa Ayyamul Bidh

Untuk menunaikan ibadah puasa sunnah Ayyamul Bidh, berikut niat yang harus dibaca.

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta'ala.”

Artinya: "Saya niat berpuasa besok pada (ayyamul bidh) hari-hari putih sunnah karena Allah Ta'ala.”

Puasa sunnah selanjutnya adalah puasa Daud. Nah, Puasa Daud ini merupakan puasa yang dilakukan oleh Nabi Daud AS, yakni dengan cara satu hari puasa satu hari tidak dan begitu seterusnya. Puasa Daud dikatakan merupakan puasa sunnah paling baik karena banyak manfaatnya untuk kesehatan.

Puasa Daud

Puasa Daud memiliki keutamaan yakni puasa yang paling disukai Allah SWT. Sebab, puasa Daud dinilai sebagai puasa yang afdhal karena dinilai dapat memenuhi hak ibadah dan tubuh. Selain itu, berpuasa sunnah Daud mendatangkan pahala seperti berpuasa setahun penuh.

إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا 

Artinya: “Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Daud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan buka sehari.” (HR. Bukhari)

Niat Puasa Daud

Puasa Daud memiliki bacaan niat dan arti sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى 

"Nawaitu shauma daawuda sunnatal lillahi ta'ala." 

Artinya: "Saya niat puasa Daud, sunah karena Allah Ta'ala."

Puasa sunnah Senin dan Kamis menjadi puasa sunnah yang cukup populer di Indonesia. Puasa ini biasa dilakukan oleh perempuan sebagai puasa ganti saat berhalangan di bulan Ramadan. Puasa Senin dan Kamis dilakukan setiap hari Senin dan Kamis setiap minggunya.

Puasa Senin-Kamis

Keutamaan puasa sunnah Senin-Kamis cukup banyak. Di antaranya adalah pada hari Senin-Kamis dibukanya pintu-pintu surga. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW. 

“Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengam-punan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)

Keutamaan selanjutnya dari puasa sunnah Senin-Kamis adalah merupakan hari Rasulullah SAW dilahirkan. Ini sesuai dengan hadits yang berbunyi.

“Dari Abu Qotadah R.A, sesungguhnya Rasululullah SAW ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab: 'Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu.' (HR. Muslim)

Selain itu, puasa Senin-Kamis juga merupakan bekal kita di akhirat kelak, serta melatih tubuh untuk selalu disiplin.

Niat Puasa Senin-Kamis

Untuk niat puasa sunnah Senin dan Kamis adalah sebagai berikut.

Niat puasa sunnah di hari Senin.

نويت صوم يوم الاثنين سنة لله تعالى 

“Nawaitu Shouma Yaumal Itsnaini Sunnatal Lillaahi Ta'aalaa.” 

Artinya: “Aku berniat puasa hari Senin, sunnah karena Allah ta’ala.” 

نويت صوم يوم الخميس سنة لله تعالى

“Nawaitu Shouma Yaumal Khomiisi Sunnatal Lillaahi Ta'aalaa.”

Artinya: “Aku berniat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah ta’ala.”

Itulah tadi macam-macam puasa sunnah dalam Islam dan niatnya. Semoga kita bisa rutin menjalankan ibadah puasa sunnah agar selalu mendapat lindungan dari Allah SWT. Aamiin.

Sumber : https://www.popbela.com/career/inspiration/romi-subhan/macam-macam-puasa-sunnah/18

Share:

Puasa Syawal


Bulan 
Syawal merupakan bulan yang melambangkan kemenangan bagi umat Muslim. Setelah melewati tanggal 1 Syawal, umat muslim disunnahkan untuk menjalankan ibadah puasa Syawal. Seperti apa doa puasa Syawal yang dilantunkan?

Puasa Syawal dilaksanakan setelah tanggal 1 Syawal. Umat muslim dianjurkan mulai berpuasa Syawal selama enam hari setelah tanggal 1 Syawal. Dalam pelaksanaannya, bisa berturut-turut maupun tidak. Keutamaannya puasa Syawal menyempurnakan puasa Ramadhan dan pahalanya seperti berpuasa selama satu tahun penuh.

Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Hal ini dapat dilihat dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ


“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)

Pada hadits ini terdapat dalil tegas tentang dianjurkannya puasa enam hari di bulan Syawal dan pendapat inilah yang dipilih oleh madzhab Syafi’i, Ahmad dan Abu Daud serta yang sependapat dengan mereka. Sedangkan Imam Malik dan Abu Hanifah menyatakan makruh. Namun pendapat mereka ini lemah karena bertentangan dengan hadits yang tegas ini. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56)


Puasa Syawal, Puasa Seperti Setahun Penuh


Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)


“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)


Orang yang melakukan satu kebaikan akan mendapatkan sepuluh kebaikan yang semisal. Puasa ramadhan adalah selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa syawal adalah enam hari berarti akan semisal dengan 60 hari yang sama dengan 2 bulan. Oleh karena itu, seseorang yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal akan mendapatkan puasa seperti setahun penuh. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56 dan Syarh Riyadhus Sholihin, 3/465). Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat ini bagi umat Islam.


Apakah Puasa Syawal Harus Berurutan dan Dilakukan di Awal Ramadhan ?

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim, 8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhol (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat ‘Idul Fithri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.” Oleh karena itu, boleh saja seseorang berpuasa syawal tiga hari setelah Idul Fithri misalnya, baik secara berturut-turut ataupun tidak, karena dalam hal ini ada kelonggaran. Namun, apabila seseorang berpuasa syawal hingga keluar waktu (bulan Syawal) karena bermalas-malasan maka dia tidak akan mendapatkan ganjaran puasa syawal.

Catatan: Apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang seperti ini meng-qodho’ (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqo’dah. Hal ini tidaklah mengapa. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466)


Tunaikanlah Qodho’ (Tanggungan) Puasa Terlebih Dahulu

Lebih baik bagi seseorang yang masih memiliki qodho’ puasa Ramadhan untuk menunaikannya daripada melakukan puasa Syawal. Karena tentu saja perkara yang wajib haruslah lebih diutamakan daripada perkara yang sunnah. Alasan lainnya adalah karena dalam hadits di atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Barang siapa berpuasa Ramadhan.” Jadi apabila puasa Ramadhannya belum sempurna karena masih ada tanggungan puasa, maka tanggungan tersebut harus ditunaikan terlebih dahulu agar mendapatkan pahala semisal puasa setahun penuh.

Apabila seseorang menunaikan puasa Syawal terlebih dahulu dan masih ada tanggungan puasa, maka puasanya dianggap puasa sunnah muthlaq (puasa sunnah biasa) dan tidak mendapatkan ganjaran puasa Syawal karena kita kembali ke perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi, “Barang siapa berpuasa Ramadhan.” (Lihat Syarhul Mumthi’, 3/89, 100)


Catatan: Adapun puasa sunnah selain puasa Syawal, maka boleh seseorang mendahulukannya dari mengqodho’ puasa yang wajib selama masih ada waktu lapang untuk menunaikan puasa sunnah tersebut. Dan puasa sunnahnya tetap sah dan tidak berdosa. Tetapi perlu diingat bahwa menunaikan qodho’ puasa tetap lebih utama daripada melakukan puasa sunnah. Hal inilah yang ditekankan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin -semoga Allah merahmati beliau- dalam kitab beliau Syarhul Mumthi’, 3/89 karena seringnya sebagian orang keliru dalam permasalahan ini.


Kita ambil permisalan dengan shalat dzuhur. Waktu shalat tersebut adalah mulai dari matahari bergeser ke barat hingga panjang bayangan seseorang sama dengan tingginya. Kemudian dia shalat di akhir waktu misalnya jam 2 siang karena udzur (halangan). Dalam waktu ini bolehkah dia melakukan shalat sunnah kemudian melakukan shalat wajib? Jawabnya boleh, karena waktu shalatnya masih lapang dan shalat sunnahnya tetap sah dan tidak berdosa. Namun hal ini berbeda dengan puasa syawal karena puasa ini disyaratkan berpuasa ramadhan untuk mendapatkan ganjaran seperti berpuasa setahun penuh. Maka perhatikanlah perbedaan dalam masalah ini!


Boleh Berniat di Siang Hari dan Boleh Membatalkan Puasa Ketika Melakukan Puasa Sunnah

Permasalahan pertama ini dapat dilihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk menemui keluarganya lalu menanyakan: “Apakah kalian memiliki sesuatu (yang bisa dimakan, pen)?” Mereka berkata, “tidak” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Kalau begitu sekarang, saya puasa.” Dari hadits ini berarti seseorang boleh berniat di siang hari ketika melakukan puasa sunnah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga terkadang berpuasa sunnah kemudian beliau membatalkannya sebagaimana dikatakan oleh Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha dan terdapat dalam kitab An Nasa’i. (Lihat Zadul Ma’ad, 2/79)



Sumber https://rumaysho.com/521-jangan-lupa-lakukan-puasa-syawal.html

Doa Puasa Syawal

Dianjurkan sebelum melaksanakan puasa Syawal, membaca doa niat puasa Syawal yang bisa dilafalkan. Meskipun niat puasa sebenarnya cukup ada di dalam hati. Berikut ini lafal niat puasa Syawal selama 6 hari:

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Berniat puasa Syawal bisa dilakukan mendadak saat di pagi hari. Karena niat puasa sebelum masuk waktu shubuh hanya berlaku untuk puasa wajib. 

Sementara untuk puasa Sunnah, boleh membaca niat di pagi atau siang hari selama belum makan, minum, dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. 

Sebagaimana Nabi Muhammad SAW pernah menghadirkan niat berpuasa setelah terbit fajar yang diuraikan dalam hadist Aisyah RA berbunyi:

"Rasulullah SAW bertanya kepadaku pada suatu hari: 'Wahai Aisyah, apakah engkau memiliki sesuatu (untuk dimakan pagi ini?)'. Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, kita tidak memiliki sesuatu pun (untuk dimakan)’. Beliau lalu bersabda: 'Kalau begitu aku akan puasa'. - HR Muslim no. 1154.

Adapun niat puasa Syawal di pagi atau siang hari yang dapat dibaca adalah sebagai berikut:

Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillâhi ta‘ala.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."

Boleh Membatalkan Puasa dengan Atau Tanpa Udzur

Puasa Syawal boleh dibatalkan baik karena suatu Udzur syar'i maupun tanpa Udzur. Hal ini seperti dijelaskan oleh Syaik Aziz bin Baz.

"Jika puasa tersebut adalah sunah, maka boleh membatalkannya, tidak wajib menyempurnakannya. Ia boleh membatalkannya secara mutlak. Namun, yang lebih utama adalah tidak membatalkannya kecuali karena sebab yang syar'i, semisal karena panas yang terik, atau badan yang lemas, atau ada orang yang mengundang ke pernikahan, atau hal-hal yang memaksa untuk membatalkan puasa lainnya, maka tidak mengapa."

Sumber : https://www.suara.com/news/2021/05/15/205438/puasa-syawal-doa-niat-tata-cara-pelaksanaan?page=all#:~:text=Puasa%20Syawal%20dilaksanakan%20setelah%20tanggal,berpuasa%20selama%20satu%20tahun%20penuh.

Share:

Tradisi perayaan Idul Fitri di berbagai Negara

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Maroko

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara – Seluruh umat muslim di belahan dunia saat bulan Ramadhan diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Di penghujung ramadhan dan di awal bulan Syawal diperingatilah sebagai hari raya Idul Fitri sebagai hari kemenangan setelah satu bulan penuh berpuasa yang sangat memiliki makna luar biasa.

Diperingatinya sebagai hari kemenangan, perayaan Idul Fitri di berbagai negara dimakani berbeda meskipun pada intinya adalah silaturahmi dan saling bermaaf-maafan untuk kembali suci. Perbedaan tersebut ditandai dengan tradisi-tradisi unik dan meriah yang hanya bisa dilakukan sekali dalam setahun.

1. Indonesia

Perayaan Idul Fitri di berbagai negara pertama yaitu Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat banyak tradisi dari daerah-daerah setempat saat lebaran yang berbeda-beda. Pada umumnya, perayaan Idul Fitri di Indonesia ditandai dengan mengumandangkan takbir di malam menjelang Idul Fitri, halal bi halal, mudik, berziarah ke makam keluarga, dan sebagainya./

Masyarakat Indonesia pun biasanya melakukan acara makan bersama keluarga besar dengan menu khas lebaran. Setiap suku di Indonesia memiliki ciri khas makanan khas lebaran yang berbeda-beda.

2. Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Malaysia

Sebenarnya perayaan Idul Fitri dari ketiga negara ini tidak berbeda jauh dari Indonesia. Hanya ada satu kegiatan yang berbeda, masyarakat Malaysia yang tinggal di kampung biasanya menyalakan pelita atau obor saat takbir berkumandang. Selain itu, sebutan hari raya di ketiga negara berbeda-beda yaitu hari raya puasa, hari raya aidilfitri atau hari raya fitrah.

3. Australia

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Australia

Sebagai salah satu negara yang paling dekat dengan Indonesia, perayaan Idul Fitri dilaksanakan cukup meriah. Perusahaan memberikan toleransi kepada semua karyawan muslim untuk mendapat libur, serta kawasan mayoritas muslim bisa menggunakan jalanan umum untuk shalat idul fitri. Hal ini menjadi istimewa karena mengingat Australia bukan negara muslim.

4. Arab Saudi

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Arab Saudi

Di Arab Saudi, perayaan idul fitri kental dengan kesenian. Beragam pagelaran diadakan seperti baca puisi, parade, teater hingga pertunjukan musin. Jika di Indonesia terdapat ketupat dan opor ayam, Arab Saudi memiliki daging domba yang dicampur nasi serta sayuran tradisional. Hal seperti ini juga terjadi di Suriah, Sudah hingga beberapa negara Timur Tengah lainnya.

Selain makanan dan kesenian, perayaan lebaran di negara Timur engah sering dirayakan dengan tradisi menghias rumah. Lampion berwarna-warni digunakan untuk menghias rumah agar terlihat cantik.

5. India

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - India

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara selanjutnya kita lihati di India yang merupakan negara terbesar minoritas kaum muslim. Saat perayaan Idul Fitri, beberapa makanan spesial disiapkan seperti hidangan manis yang disebut Sheer Kurma dan sejenis sohun nasi yang disebut servai.

Pada malam Idul Fitri, orang-orang mengunjungi bazar dan pergi berbelanja. Para wanita menghiasi tangan mereka menggunakan pacar serta pakaian tradisional. Chaand Raat atau lebaran juga diadakan di negara Asia Selatan lain seperti Bangladesh, Pakista, Nepal dan Sri Langka.

6. Maroko

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Maroko

Perayaan Idul Fitri di Maroko diadakan pagi hari setelah orang-orang berpulang shalat ied di masjid. Semua orang menikmati sarapan mewah berupa makanan tradisional seperti pancake Maroko dan Baghrir serta biskuit dan teh mint. Seperti halnya di negara muslim lain, di Maroko anak-anak akan menerima hadiah dan uang.

7. China

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Cina

Tradisi perayaan Idul Fitri di negara China tiada lain dengan mengunjungi makam leluhur, membersihkan dan mempersembahkan doa. Tradisi doa ini dilakukan untuk menghormati ratusan ribu muslim yang tewas selama Dinasti Qing dan Revolusi Kebudayaan. Setelah shalat ied, umat muslim akan makan-makan dan bersilaturahmi.

8. Turki

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Turki

Bagi orang Turki, nama Idul Fitri dikenal dengan istilah Festival Gula atau Seker Bayram. Seperti halnya tradisi sungkem di Indonesia, anak-anak di sana juga bersalaman serta melakukan sungkem atau sembah sujud kepada orangtua dan orangtua akan membalas dengan ciuman di kedua pipi sebagai simbol kasih sayang.

9. Suriname

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Suriname

Perayaan Idul Fitri di Suriname bisa dibilang unik karena penetapan hari lebaran dilakukan berdasarkan perhitungan mereka sendiri yaitu menggunakan prajangka atau perhitungan ala primbon Jawa peninggalan nenek moyang dulu. Oya mengapa harus primbon Jawa? Negara ini bisa dikatakan memiliki kedekata psikologi dengan Indonesia karena sebagian penduduknya merupakan keturunan suku Jawa yang dikirim untuk dijadikan kuli kontrak pada masa penjajahan Belanda.

10. Afrika Selatan

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Afrika Selatan

Di Afrika Selatan, setiap tahun orang-orang akan berkumpul di Green Point, Cape Town untuk menyaksikan hari terakhir bulan Ramadhan. Masyarakat akan saling berkunjung ke rumah sanak saudara dan atau tetangga dekat.

11. Amerika Serikat

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Amerika

Mayoritas muslim di Amerika Serikat adalah kalangan imigran. Karenanya pakaian yang dikenakan berwarna-warni sesuai dengan negara asalanya. Selesai Shalat Ied dilanjutkan dengan saling mengucapkan Happy Ied atau Ied Mubarak ke sesama jemaah.

12. Fiji

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Fiji

Perayaan Idul Fitri di Berbegai Negara memang berbeda-beda dan unik. Salah satu keunikan tersebut ada di Negara Fiji. Negara yang mayoritas non-Muslim ini memiliki tradisi menghidangkan samai, mi manis yang dicampur dengan susu. Samai disajikan bersama samosas yaitu sejenis kari ayam atau daging. Dan yang paling uniknya lagi, yang datang ke masjid untuk shalat Ied adalah kaum pria.

13. Tiongkok

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Tiongkok

Perayaan Idul Fitri di Tiongkok tepatnya di Xinjjiang cukup unik. Para pria akan mengenakan jas khas serta peci putih dan wanita akan menenakan baju hangat serta kerudung setengah tutup. Setelah shalat ied, masayarakat akan makan bersama dan bersilaturahmi.

14. Iran

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Iran

Karena mayoritas penduduk di Iran adalah pengikut Syiah, sehingga perayaan Idul Fitri di sana tidak meriah. Biasanya masyarakat di negara ini hanya melakukan shalat ied serta silaturahmi dengan sanak saudara mereka.

15. Eropa

Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara - Eropa

Seperti halnya Iran, Eropa sendiri bukan negara mayoritas muslim sehingga perayaan Idul fitri tidak meriah. Tidak seperti di Indonesia pula, pemerintah setempat tidak memberikan informasi terkait Ramadhan dan Idul Fitri. Namun meksipun demikian masyarakat muslim Eropa sering melakukan Sholat Ied berjamaah dilanjutkan dengan bersalam-salaman.

Sumber : https://mamikos.com/info/15-tradisi-unik-perayaan-idul-fitri-di-berbagai-negara

Share:

toko islam

toko islam

Popular Posts

Umroh Murah Ibadah Berkah

  UMRAH PASTI MAMPU!!!!! 🕋🕋 Di Tanur Ada program keren namanya Easy Umrah apa aja sih easy nya klo anda mau umrah DI TANUR cekidottt 👇 1....

Kajian Umum