(( Menu Halaman )) - (( Qur'an )) (( Hadits ))
  • Al-Qur'an dan Hadits Sebagai Petunjuk Hidup

    Nabi Muhammad saw telah mewariskan 2 hal kepada kita sebagai petunjuk kehidupan apapun yang berkaitan dengan kehidupan, yaitu Al-Qur'an dan Hadits

  • Masalah - Solusi - Sukses

    Ketika kita dihadapi dengan berbagai masalah kehidupan, kita harus mencari solusi untuk sukses.

  • Pondok Pesantren Digital

    Pondok Pesantren Digital adalah Media Belajar Agama Islam secara digital berbasis online yang dapat di akses melalui Smartphone, Laptop ataupun Komputer dengan system khusus

  • Solusi Terbaik Mengatasi Masalah

    Bagaimana kita dapat mengatasi berbagai permasalahan hidup apapun masalahnya di sini kami beritahu solusi terbaik yang pasti berhasil.

Cara Berdo'a menurut Al-Qur'an


Pertama

Menurut Al Qur’an terjemahan versi Dep. Agama RI, ketika berdoa, kita diperintahkan bersikap merendahkan diri dan mengucapkan doanya dengan suara yang lembut (7:55; 19:3; dan 6:63).

7:55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

19:3. yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.

6:63. Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"."

Akan tetapi, jika Al Qur’an terjemahan versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri digunakan, persepsi kita akan menjadi berbeda.

7:55. Call upon your Lord humbly and privately. Indeed, He does not love the transgressors. (Berdoalah kepada Tuhanmu dengan sikap rendah hati dan secara pribadi. Sungguh, Dia tidak meyukai orang-orang yang melanggar.) (versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri)

19:3. When he called to his Lord a secret call. (Ketika ia bedoa kepada Tuhannya suatu doa rahasia.) (versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri)

6:63. Say, “Who rescues you from the darknesses of the land and sea (when) you call Him humbly and secretly (saying), ‘If He saves us from this, surely we will be among the grateful ones.’” (Katakanlah, “Siapa yang menyelamatkan dari kegelapan daratan dan lautan (ketika) kamu berdoa kepada Dia dengan sikap rendah hati dan (berkata) secara rahasia, ‘Jika Dia menyelamatkan kami dari ini, tentulah kami akan menjadi di antara orang yang berterima kasih.’“(versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri)

Terjemahan 7:55; 19:3; dan 6:63 versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri memperlihatkan bahwa ketika berdoa, kita diperintahkan agar bersikap rendah hati. Maksudnya, kita tidak boleh bersikap tinggi hati dihadapan-Nya. Frase merendahkan diri dalam terjemahan versi Dep. Agama perlu mendapatkan catatan tersendiri. Frase tersebut dapat menimbulkan penafsiran bahwa manusia mempunyai derajad yang tinggi atau bahkan sejajar dengan Tuhan sehingga ketika berdoa manusia diminta untuk merendahkan dirinya. Menurut penulis, manusia akan selalu lebih rendah derajadnya daripada Tuhan sehingga tidak perlu lagi melakukan pekerjaan merendahkan dirinya. Jadi, ketika berdoa kita harus bersikap rendah hati atau bersikap tidak menyombongkan diri.

Selain itu, doa dilakukan secara tersendiri atau pribadi (privately). Artinya, doa dikerjakan tidak secara bersama-sama dengan orang lain atau dipimpin oleh orang lain. Lebih lanjut, doa juga dikerjakan secara rahasia (secretly). Artinya, hanya Allah dan orang yang berdoa saja yang mengetahuinya sehingga doanya itu menjadi doa rahasia (secret call). Sifat kerahasiaan tersebut akan mudah terwujud jika doa dilakukan dalam hati. Perlu diingat bahwa Allah mengetahui yang dikatakan oleh isi hati manusia (21:110 dan 35:38).

21:110. Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan (yang kamu ucapkan) dengan terang-terangan dan Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan.

35:38. Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

Kalimat ‘Jika Dia menyelamatkan kami dari ini, tentulah kami akan menjadi di antara orang yang berterima kasih.’ dalam 6:63 menunjukkan bahwa kalimat tersebut dikatakan di dalam hati manusia. Hal itu terlihat dari penggunaan Dia dalam kalimat tersebut, bukan Engkau. Dengan demikian, ayat tersebut menjelaskan orang yang sedang berkata dakam hati. Hal ini menegaskan bahwa kita diajarkan untuk bedoa dalam hati.

Sampai di sini dapat diringkas bahwa ketika berdoa, kita bersikap rendah hati. Selain itu, kita berdoa secara tersendiri dan melakukannya di dalam hati.

Kedua

Ketika berdoa, kita harus diliputi perasaan takut dan harapan atau perasaan harap cemas (7:56). Perasaan harap cemas inilah yang meliputi Nabi Zakaria dan Nabi Yahya ketika berdoa (21:90).

7:56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

21:90. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.

32:16. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.

Perasaan harap cemas atau takut dan harapan dapat dijelaskan sebagai berikut. Kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa memaksakan kehendak kita kepada Allah. Ini sudah jelas. Selain itu, kita harus sepenuh hati meyakini bahwa Allah-lah yang menentukan segala sesuatu. Artinya, ketika berdoa, kita benar-benar memohon kepada-Nya dan meyakini bahwa hanya Allah yang sanggup mengabulkan doa tersebut. Di satu sisi, kita mengharapkan doanya terkabul tetapi keputusan ada pada-Nya. Di sisi lainnya, kita takut jika doa kita tidak dikabulkan. Padahal, kita berharap doanya dikabulkan. Keadaan seperti itu akan menumbukan perasaan harap-harap cemas.

Ketiga

Ketika berdoa, kita tidak dalam keadaan sedang marah (68:48).

68:48. Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).

Keempat

Keempat, kita berdoa tanpa mengenal rasa kecewa (19:4; 19:47; dan 19:48).

19:4. Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.

19:47. Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku

19:48. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku."

Kelima

Bahasa tidak perlu dipermasalahkan dalam berdoa karena Allah mengetahui yang dipikirkan manusia (21:110 dan 35:38 (kutipan ayat-ayatnya sudah disajikan di muka)). Dengan demikian, kita tidak perlu memaksakan diri manghafal bacaan doa berbahasa Arab buatan orang lain. Kita dapat berdoa dalam bahasa kita sendiri dengan kata-kata yang disusun sendiri dalam hati.

Keenam

Alasan berdoa kepada Allah juga harus kuat. Contohnya adalah alasan Nabi Zakaria meminta agar diberikan seorang putra (19:5).

19:5. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,

Ketuju

Orang yang berdoa harus memenuhi perintah-Nya dan beriman kepada-Nya (2:186). Dengan demikian, setelah doanya dikabulkan, kita tidak boleh berbuat sesuatu yang menyimpang dari ajaran Allah (10:12).

2:186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran

10:12. Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.

Kedelapan

Kita menerima semua keputusan-Nya karena semuanya adalah kehendak Allah (48:11). Selain itu, sesuatu yang kita benci belum tentu buruk bagi kita dan sesuatu yang kita sukai belum tentu baik bagi kita (2:216).

48:11. Orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: "Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami"; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah : "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2:216. Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Kesembilan

Kita tidak boleh menggunakan perantara ketika memohon sesuatu kepada Allah. Perantara sering diistilahkan dengan pemberi syafa’at (pemberi pertolongan). Artinya, pemberi syafa’at dianggap menjadi makhluk yang mampu memberi pertolongan seperti Allah. Dengan kalimat lain, pertolongan yang diberikan pemberi syafa’at dianggap sama dengan pertolongan dari Allah. Ini sering dilakukan oleh orang yang menganggap bahwa ada makhluk Allah selain malaikat yang diberi kemampuan oleh Allah untuk memberi pertolongan. Contohnya adalah arwah orang yang dianggap suci dan dianggap dekat dengan Tuhan. Orang yang mempercayainya tersebut kemudian mendatangi kuburannya dan minta pertolongan kepada arwah orang tersebut.

Yang mempunyai syafa’at adalah Allah (39:44) sehingga kita hanya boleh minta syafa’at kepada Allah. Artinya, kita hanya boleh minta pertolongan kepada Allah (1:5). Dengan kalimat lain, kita diperintahkan untuk berdoa kepada Allah secara langsung.

39:44. Katakanlah: "Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada- Nyalah kamu dikembalikan"

1:5. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

Dengan demikian. kita juga tidak boleh berdoa dengan mengharap syafa’at Nabi Muhammad. Cara berdoa yang disertai penyebutan nama Nabi Muhammad dengan harapan mendapatkan syafa’atnya adalah keliru. Kenyataannya, Nabi Muhammad sendiri adalah makhluk Allah yang tidak mampu mendatangkan sesuatu kemudharatan (keburukan) dan kemanfaatan kepada orang lain (72:21).

72:21. Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan."

Kesepuluh

Berdoa dapat dilakukan dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri (10:12).

10:12. Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.

Penyebutan urutan tersebut di atas tidak menjelaskan urutan proses. Jika diringkas, cara berdoa dalam Al Qur’an mencakup 10 komponen, yaitu :

1. berdoa secara tersendiri dan melakukannya di dalam hati dengan sikap rendah hati.

2. diliputi perasaan takut dan harapan atau perasaan harap cemas,

3. tidak dalam keadaan sedang marah,

4. tanpa mengenal rasa kecewa,

5. dengan bahasa yang dipahami oleh diri sendiri,

6. yang dimohonkan kepada Allah dilandasi alasan yang kuat,

7. harus memenuhi perintah-Nya dan beriman kepada-Nya,

8. menerima semua keputusan-Nya,

9. tidak menggunakan perantara atau pemberi syafa’at, dan

10. dapat dilakukan dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri.

Share:

Pondok Pesantren Digital

Pondok Pesantren Digital adalah Media Belajar Agama Islam secara digital berbasis online yang dapat di akses melalui Smartphone, Laptop ataupun Komputer dengan metode pemahaman Al-Qur'an.

Pondok Pesantren Digital di kelola oleh ustadz-ustadz berpengalaman di bidang pendidikan pesantren atau pendidikan agama.

Pondok Pesantren Digital diperuntukan untuk semua usia dan kalangan ; Usia Dini, Pelajar, Pekerja, Lansia, dll.

Pondok Pesantren Digital memiliki Program utama mencetak Kualitas Insan yang bertaqwa, karena taqwa adalah bekal yang paling baik dan utama, karena taqwa akan memberikan solusi dan rezeqi, dan karena taqwa seseorang bisa bahagia.

Pondok Pesantren Digital Memiliki beberapa Kajian & Program Sebagai Berikut : Al-Qur'an, Hadits, Kitab, Kisah, Tanya Jawab Islam, Pesantren Online, dan Pesantren Kilat

#pondokpesantrendigital

#mengenaldanmemahamialquran

Share:

Kisah Isra Mi'raj dalam Al-Qur'an dan Hadits

 


Pengertian Isra’ Mi’raj

Isra` secara bahasa berasal dari kata ‘saro’ bermakna perjalanan di malam hari. Adapun secara istilah, Isra` adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Jibril dari Mekkah ke Baitul Maqdis , berdasarkan firman Allah :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى  

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha “ (Al Isra’:1)

Mi’raj secara bahasa adalah suatu alat yang dipakai untuk naik. Adapun secara istilah, Mi’raj bermakna tangga khusus yang digunakan oleh  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk naik dari bumi menuju ke atas langit, berdasarkan firman Allah dalam surat An Najm ayat 1-18.[1]

Kisah Isra’ Mi’raj

Secara umum, kisah yang menakjubkan ini  disebutkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam Al-Qur`an dalam firman-Nya:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al-Isra` : 1)

Juga dalam firman-Nya:

وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى. مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى. وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى. إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى. عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى. ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى. وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى. ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى. فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى. فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى. مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى. أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى. وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى. عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى. عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى. إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى. مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى. لَقَدْ رَأَى مِنْ ءَايَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى

“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS. An-Najm : 1-18)

Adapun rincian dan urutan kejadiannya banyak terdapat dalam hadits yang shahih dengan berbagai riwayat. Syaikh Al Albani rahimahullah dalam kitab beliau yang berjudul Al Isra` wal Mi’raj menyebutkan 16 shahabat yang meriwayatkan kisah ini. Mereka adalah: Anas bin Malik, Abu Dzar, Malik bin Sha’sha’ah, Ibnu ‘Abbas, Jabir, Abu Hurairah, Ubay bin Ka’ab, Buraidah ibnul Hushaib Al-Aslamy, Hudzaifah ibnul Yaman, Syaddad bin Aus, Shuhaib, Abdurrahman bin Qurath, Ibnu ‘Umar, Ibnu Mas’ud, ‘Ali, dan ‘Umar radhiallahu ‘anhum ajma’in.

Di antara hadits shahih yang menyebutkan kisah ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya , dari sahabat Anas bin Malik :Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ Didatangkan kepadaku Buraaq – yaitu yaitu hewan putih yang panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya (maksudnya langkahnya sejauh pandangannya). Maka sayapun menungganginya sampai tiba di Baitul Maqdis, lalu saya mengikatnya di tempat yang digunakan untuk mengikat tunggangan para Nabi. Kemudian saya masuk ke masjid dan shalat 2 rakaat kemudian keluar . Kemudian datang kepadaku Jibril  ‘alaihis salaam dengan membawa bejana berisi  khamar dan bejana berisi air susu. Aku memilih bejana yang berisi air susu. Jibril kemudian berkata : “ Engkau telah memilih (yang sesuai) fitrah”.

Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit (pertama) dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Adam. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Kemudian kami naik ke langit kedua, lalu Jibril ‘alaihis salaam  meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab: “Jibril”. Dikatakan lagi:“Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kedua) dan saya bertemu dengan Nabi ‘Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakariya shallawatullahi ‘alaihimaa, Beliau berdua menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit ketiga dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketiga) dan saya bertemu dengan Yusuf ‘alaihis salaam yang beliau telah diberi separuh dari kebagusan(wajah). Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit keempat dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi“Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab: “Muhammad” Dikatakan: “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab: “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit keempat) dan saya bertemu dengan  Idris alaihis salaam. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Allah berfirman yang artinya : “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi” (Maryam:57).

Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit kelima dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kelima) dan saya bertemu dengan  Harun alaihis salaam. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit keenam dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya): “Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab: “Muhammad” Dikatakan: “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Musa. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit ketujuh dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya): “Siapa engkau?” Dia menjawab: “Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad” Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketujuh) dan saya bertemu dengan Ibrahim. Beliau sedang menyandarkan punggunya ke Baitul Ma’muur. Setiap hari masuk ke Baitul Mamuur tujuh puluh ribu malaikat yang tidak kembali lagi. Kemudian Ibrahim pergi bersamaku ke Sidratul MuntahaTernyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar. Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, diapun berubah sehingga tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang sanggup mengambarkan keindahannya

 Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 shalat sehari semalamKemudian saya turun menemui Musa ’alaihis salam.  Lalu dia bertanya: “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummatmu?”. Saya menjawab: “50 shalat”. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani Isra`il”. Beliau bersabda :“Maka sayapun kembali kepada Tuhanku seraya berkata: “Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk ummatku”. Maka dikurangi dariku 5 shalat. Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata:“Allah mengurangi untukku 5 shalat”. Dia berkata:“Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”. Maka terus menerus saya pulang balik antara Tuhanku Tabaraka wa Ta’ala dan Musa ‘alaihis salaam, sampai pada akhirnya Allah berfirman:“Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis(baginya) satu kejelekan”. Kemudian saya turun sampai saya bertemu dengan Musa’alaihis salaam seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka sayapun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai sayapun malu kepada-Nya”. (H.R Muslim 162)

Untuk lebih lengkapnya, silahkan merujuk ke kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2968 dan 3598 dan Shahih Muslim nomor 162-168 dan juga kitab-kitab hadits lainnya yang menyebutkan kisah ini. Terdapat pula tambahan riwayat tentang kisah ini yang tidak disebutkan dalam hadits di atas.

Sumber: muslim.or.id

Share:

Dalil Berdo'a untuk sesama muslim


 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘Dan bagimu juga kebaikan yang sama.’” (HR. Muslim no. 4912


رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا


Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan". ( Q.S. NUH : 28 )


عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

[HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45]






Share:

Website Kajian Islam

 Minat belajar Islam melalui website Islami kini semakin meningkat. Apalagi, masing-masing situs belajar Islam itu mengangkat berbagai kategori dan tema berbeda.

Dengan kehadiran website/blog Islami ini, kamu tidak perlu bingung lagi saat punya pertanyaan tentang banyak hal dalam kehidupan sehari-hari sesuai ajaran Islam.

Terlepas dari itu, kamu juga perlu tau situs Islami terbaik mana saja yang saat ini tepat sebagai rujukan bacaanmu.

Dirangkum Indozone, berikut ini rekomendasi website Islami terpercaya dan terlengkap untuk belajar agama Islam lebih mendalam:

1. Muslim.or.id

Situs belajar Islam terpercaya Muslim.or.id
Situs belajar Islam Muslim.or.id (muslim.or.id)

Muslim.or.id adalah situs web Islami yang menyajikan beragam artikel pilihan menarik seputar Islam, termasuk sejarah Islam.

Adapun kelebihan dari website ini yaitu cara penulisan artikel yang ilmiah disertai dalil serta sumber yang jelas. Gaya bahasanya pun ringan.

Karena itu, situs yang dikelola oleh mahasiswa dan alumni di wilayah Yogyakarta ini cocok buat kamu yang ingin belajar Islam dari dasar.

2. Muslimah.or.id

Portal kajian Islam khusus Muslimah terpercaya
Portal kajian Islam khusus Muslimah (muslimah.or.id)

Sama seperti Muslim.or.id, portal Muslimah.or.id ini juga menyajikan artikel ilmiah Islami. Namun bedanya, kajian Islam di situs ini dikhususkan untuk wanita Muslim (Muslimah).

Adapun tema artikel yang diangkat sangat ringan dan membahas tentang hal-hal umum yang lazimnya dialami para wanita.

3. Islami.co

Situs Islam populer Islami.co
Situs Islam populer Islami.co (islami.co)

Kajian-kajian keislaman mendasar hingga menengah sangat bisa kamu pelajari lewat situs Islami.co. Terlebih, situs ini kerap merespons isu politik terkini dan relasinya dengan Islam.

Selain isu-isu politik, portal Islami.co layak menjadi rujukan bacaan untuk lebih tau tentang sejarah Islam dan lainnya.

4. Nu.or.id

Website belajar agama Islam Nu.or.id
Website belajar agama Islam Nu.or.id (nu.or.id)

Dari semua website Islami, nu.or.id termasuk portal Islami terlengkap dengan berbagai pilihan tema menarik, seperti ilmu tauhid dan ekonomi syariah.

Sesuai namanya, situs ini digawangi sejumlah jurnalis muda yang tergabung dalam organisasi keislaman Nadhlatul Ulama (NU).

Keunggulan situs nu.or.id yaitu menjawab masalah keislaman dengan merujuk pada Alquran dan hadits, pendapat para ulama dan riwayat para sahabat Nabi maupun Rasulullah SAW.

Sampai sekarang, nu.or.id menjadi salah satu website Islami berbahasa Indonesia terbaik yang banyak dikunjungi dan berada di posisi teratas secara nasional.

5. Yufid.com dan Yufid.tv

Portal Islami populer dan terpercaya Yufid.com
Portal Islami populer Yufid.com (yufid.com)

Yufid.com merupakan portal Islami berisi kajian-kajian Islam menurut pemahaman Ahlussunnah wal jamaah (shalafus shalih).

Selain kajian dalam bentuk islami di Yufid.com, kamu juga bisa mendapatkan ilmu seputar agama Islam secara lengkap di situs Yufid.tv.

Beda dengan Yufid.com, situs Yufid.tv khusus menyajikan konten-konten Islami berupa video audiovisual inspiratif.

Melalui website Yufid.tv, kamu dapat menemukan banyak sekali video ceramah ustadz-ustadz dari seluruh Indonesia.

6. Islamqa.info

Situs website belajar agama Islam terlengkap
Situs website belajar agama Islam (Islamqa.info)

Beragam informasi mengenai Islam dengan pemikiran mazhab Salafi akan lebih mudah kamu temukan di situs web Islamqa.info.

Semacam ensiklopedia Islami online, Islamqa.info (Islam Question & Answer) menyajikan pembahasan mencakup prinsip-prinsip dasar iman, etika dan moral, sejarah Islam, serta politik Islam.

Menariknya, situs ini tersedia dalam 16 bahasa, seperti Arab, Inggris, Indonesia, China, Turki, Rusia, dan lainnya.

Sudah ada sejak tahun 1997, IslamQA didirikan oleh seorang ulama dari Saudi Arabia bernama Muhammad Al-Munajjid.

7. KonsultasiSyariah.com

Website/blog belajar agama Islam terpercaya
Website/blog belajar agama Islam (konsultasisyariah.com)

Sesuai namanya, KonsultasiSyariah.com adalah portal tanya-jawab (konsultasi) seputar Islam yang sangat bermanfaat.

Lewat situs ini, kamu bisa mengirim pertanyaan tentang banyak hal dalam kehidupan sehari-hari dari sudut pandang keislaman.

Share:

Salafi dan Wahabi

SALAFI DAN WAHABI



Pada awalnya istilah salafi tidak terlalu populer dan tidak identik dengan suatu kelompok tertentu. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh Nashiruddin al-Bani sekitar tahun 1980-an di Madinah. Pengikut pemikiran al-Bani ini belakangan dikenal dengan sebutan Jemaah Salafi.

Dalam pandangan al-Bani, salafi adalah suatu gerakan pemurnian ajaran Islam, mengampanyekan dan memberantas segala sesuatu yang dianggap bid’ah. Meskipun tujuan dan orientasi ajaran ini tidak jauh berbeda dengan wahabi, namun al-Bani tidak menggunakan istilah wahabi karena dianggap kurang tepat dan terkesan memuja satu tokoh tertentu.

Pemurnian yang dilakukan al-Bani sebenarnya hampi sama dengan Muhammad bin Abdul Wahab. Keduanya sama-sama memperjuangkan pemahaman literal dan tekstual terhadap al-Qur’an dan hadis. Al-Qur’an dan hadis dipahami secara sempit dan kaku, bahkan mereka tidak mau menggunakan hadis dhaif dalam beramal dan mencukupkan diri dengan hadis shahih saja.

Di tangan kelompok salafi, daftar bid’ah menjadi semakin banyak dan panjang. Wahabi hanya memberantas ziarah kubur, tawasul, maulid Nabi, dan amaliah lainnya, sementara salafi lebih dari itu, mereka memahami fenomena modern juga bagian dari bid’ah dan harus dijauhi. Karenanya, tidak mengherankan bila sebagian ulama salafi mengharamkan perempuan mengemudi, demokrasi dan partai politik, mengharamkan televisi, poto, dan patung.

Dilihat dari semangat dan agenda yang diusung, kedua gerakan ini (wahabi dan salafi) memiliki misi dan agenda yang sama. Walaupun sebagian kelompok salafi tidak mau menggunakan istilah wahabi, pada hakikatnya mereka hanyalah bentuk baru dari kelompok wahabi. Hanya bungkusnya yang berbeda, tetapi isinya tetap sama.

Sumber: Buku Pintar Salafi-Wahabi disusun oleh Tim Harakah Islamiyyah

Share:

Silsilah Nabi Muhammad SAW

 


    Pada zaman dahulu khususnya tradisi orang-orang Arab, nasab adalah sesuatu hal yang sangat dijunjung tinggi karena bisa menunjukkan derajat sosialnya.

    Di era modern ini, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, nasab bisa ditelaah dengan cara mengetahui informasi genetiknya melalui DNA (Deoxyribonucleic acid).

    Muhammad Abduh Yamani menulis sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ra dalam kitabnya yang berjudul ‘Allimu Auladakum Mahabbat Rasulillah.

Dari Ibnu Abbas ra, "Sesungguhnya Nabi Muhammad saw adalah cahaya yang telah dijaga oleh Allah Swt selama dua ribu tahun sebelum diciptakannya Nabi Adam as. Lalu ketika Allah Swt menciptakan Nabi Adam, Ia meletakkan cahaya tersebut di tulang sulbi (rusuk) Nabi Adam as."

Sementara itu, Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam kitabnya Ar-Rahiq al-Makhtum membagi riwayat nasab Nabi Muhammad saw menjadi tiga, yaitu:

1. Nasab yang menurut kesepakatan antara ahli sejarah dan ahli nasab yaitu berada pada Adnan

    Lebih rincinya, garis dari nasab tersebut di antaranya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib – Ibnu Hasyim – Abd Manad – Ibn Qushay – Ibn Kilab bin Muroh bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (disebut juga Bani Quraisy) – Ibn Malik bin Nadhar – Ibnu Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah – Ibn Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.

2. Nasab Nabi Muhammad menurut perbedaan antara orang yang tidak berkomentar apa pun tentang nasab Nabi dan orang yang mengatakan nasab Nabi berada pada Adnan

    "Adapun nasab Rasulullah di atas Adnan, para ulama berbeda pendapat, tidak ada yang bisa dianggap paling sahih. Namun, semua ulama bersepakat bahwa Adnan merupakan keturunan dari Nabi Ismail, seorang Nabi Allah putra dari Nabi Ibrahim Khalilullah 'alaihis salam." (Syekh Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi, Fiqh al-Sirah al-Nabawiyyah Ma’a Mujaz li al-Tarikh al-Khilafah al-Rasyidah, Damaskus: Dar al-Fikr, 1991, h. 73)

3. Nasab Nabi Muhammad yang paling populer dan yang sudah tidak diragukan lagi adalah bahwasanya garis nasabnya sampai kepada Nabi Ibrahim as

    Sebuah hadis dari dari Abi Ammar bin Syaddad bahwa ia mendengar penuturan Watsilah bin Asqa’ bahwa saya mendengar Rasulullah saw bersabda:

"Sesungguhnya Allah Swt telah memilih Kinanah dari keturunan Nabi Ismail as dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim." (HR. Muslim)

    Dengan demikian, berdasarkan hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad saw merupakan keturunan dari Nabi Ismail as sehingga sampai kepada Nabi Ibrahim as.

Share:

toko islam

toko islam

Popular Posts

Umroh Murah Ibadah Berkah

  UMRAH PASTI MAMPU!!!!! 🕋🕋 Di Tanur Ada program keren namanya Easy Umrah apa aja sih easy nya klo anda mau umrah DI TANUR cekidottt 👇 1....

Kajian Umum