Alquran adalah kitab samawi agama Islam. Menurut keyakinan kaum Muslimin, Alquran adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril. Mereka berpandangan bahwa kandungan dan lafaz Alquran berasal dari Allah swt; demikian juga mereka meyakini bahwa Alquran itu adalah mukjizat dan tanda kenabian Nabi Muhammad saw serta kitab samawi pamungkas. Kitab ini menegaskan sendiri kemukjizatannya dan dijadikan sebagai dalil adalah tiada seorang pun yang dapat mendatangkan hal yang serupa dengannya.
Alquran pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw di gua Hira yang terletak di gunung Tsaur. Pandangan yang masyhur adalah ayat-ayat ini diwahyukan, di samping melalui malaikat wahyu dan juga diwahyukan secara langsung tanpa perantara. Menurut kebanyakan kaum Muslimin, pewahyuan Alquran berlangsung secara gradual; namun sebagian berpendapat bahwa di samping bersifat gradual dan perlahan, Alquran juga diturunkan secara serentak di malam Qadar kepada Rasulullah saw.
Ayat-ayat Alquran pada masa Rasulullah saw ditulis secara berserakan pada kulit hewan-hewan, kayu pohon kurma, kertas dan kain. Setelah wafatnya Rasulullah saw, ayat-ayat dan surah-surah Alquran dikumpulkan oleh para sahabat; namun naskah-naskah kebanyakan yang telah tersusun, berbda-beda dalam urutan surah-surah dan qira'ah. Berdasarkan perintah Usman, naskah tunggal Alquran disiapkan dan naskah-naskah yang lain dihilangkan. Umat Muslim Syiah, mengikut para imam, menilai naskah ini sebagai naskah yang benar dan sempurna.
Alquran, Furqan, Alkitab dan Mushaf merupakan nama-nama yang paling masyhur Alquran. Alquran terdiri dari 114 surah, hampir 6000 ayat, 30 juz, dan 120 hizb. Dalam Alquran dibahas tentang tauhid, ma'ad, peperangan yang diikuti (ghazwah) Rasulullah saw, kisah-kisah para nabi, amalan-amalan saleh dalam Islam, keutamaan dan keburukan akhlak, pepeperangan melawan kemusyrikan dan kemunafikan.
Hingga abad keempat Hijriah, menyebar ragam qiraat dan bacaan terhadap Alquran. Adanya naskah-naskah yang berbeda di kalangan umat Muslim, khat-khat Arab yang masih permulaan, adanya perbedaan dialek yang berbeda-beda, subyektifisme para pembaca Alquran, merupakan beberapa faktor penyebab munculnya perbedaan bacaan. Pada abad ini terdapat tujuh qiraah yang dipilih dari beberapa qiraah yang sebelumnya ada. Qiraah yang umumnya dipakai di kalangan umat Islam adalah qiraah Ashim dengan riwayat Hafsh.
Terjemahan keseluruhan Alquran dalam bahasa Persia dimulai pada abad Ke-4 H dan dalam bahasa Latin ditulis pada abad ke-6 H. Terjemahan Latin ini dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 950 H/1543 di Italia. Cetakan pertamanya diinisiasi oleh kaum Muslimin pada tahun 1200 H/1786 di Saint Petersburg Rusia. Iran adalah Negara pertama Muslim yang mencetak Alquran pada tahun tahun-tahun 1243 H/1828 dan 1248 H/1833. Cetakan Alquran dewasa ini dikenal dengan cetakan khat Usman Thaha yang terbit di Mesir.
Alquran telah menjadi sumber ilmu pengetahuan terbesar di kalangan umat Muslim. Tafsir dan Ulumul Quran seperti sejarah Alquran, ilmu bahasa Quran, ilmu I'rab dan Balaghah, kisah-kisah Alquran dan I'jaz Alquran adalah bagian-bagian dari pelajaran Ulumul Quran.
Alquran memiliki kedudukan yang tinggi dalam apresiasi seni dan kebudayaan kaum Muslimin. Khataman Alquran, meletakkan Alquran di atas kepala, pembacaan Alquran pada pesta pernikahan merupakan beberapa contoh dari apresiasi seni dan kebudayaan ini. Refleksi yang paling nyata Alquran dalam bidang seni dapat dijumpai pada seni-seni seperti kaligrafi, penjilidan, sastra dan arsitektur.
Kalamullah
Sesuai dengan keyakinan kaum Muslimin, Alquran adalah firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara wahyu.
[3] Disebutkan bahwa ayat-ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah ayat-ayat pertama surah Al-'Alaq. Surah pertama yang diturunkan secara utuh adalah surah Al-Fatihah.
[4] Menurut kaum Muslimin, Nabi Muhammad saw adalah nabi pamungkas dan Alquran adalah kitab terakhir samawi.
Proses Penerimaan Wahyu
Pewahyuan Alquran kepada Nabi Muhammad saw dibagi menjadi tiga bagian: Ilham, di balik tirai dan melalui para malaikat. [6] Sebagian ulama dengan bersandar pada ayat-ayat s[7] berkata bahwa pewahyuan kitab samawi ini terjadi hanya dengan perantara Jibril; [8] Namun pandangan yang masyhur bahwa Alquran diwahyukan dalam bentuk-bentuk yang lain di antaranya secara langsung tanpa perantara kepada Nabi Muhammad saw. [9]
Pewahyuan Gradual dan Serentak
Berdasarkan sebagian ayat Alquran, kitab ini diturunkan di bulan Ramadhan dan malam Qadar. [10] Karena itu, di kalangan Muslimin terdapat perbedaan pendapat terkait dengan apakah Alquran diturunkan satu waktu (serentak) atau secara perlahan. [11] Sebagian berkata, “Di samping diturunkan secara serentak juga diturunkan secara perlahan; [12] Sekelompok ulama berpendapat bahwa Alquran diturunkan pada satu tahun, pada malam Qadar juga diturunkan sekali waktu; [13] Pendapat lainnya bahwa Alquran diturunkan secara perlahan dan awal diturunkan pada bulan Ramadhan pada malam Qadar. [14]
Nama-nama Alquran
Alquran memiliki banyak nama. Alquran, Alfurqan, Alkitab, Mushaf merupakan nama-nama yang terkenal untuk Alquran. [15]
Nama Mushaf diberikan oleh Abu Bakar; adapun nama-nama lainnya disebutkan dalam Alquran;[16] Alquran merupakan nama yang paling terkenal untuk kitab samawi ini. Kata Alquran bersumber dari bahasa Arab yang bermakna bacaan yang enak dibaca. Disertai dengan alif dan lam dinyatakan sebanyak lima puluh kali dalam Alquran dimana pada semua penggunaan itu maknanya kitab Alquran; demikian juga tanpa alif dan lam disebutkan sebanyak dua puluh kali dalam Alquran yang pada tiga belas perkara bermakna kitab Alquran.
Kedudukan
Alquran adalah sumber terpenting pemikiran kaum Muslimin. Sumber lain dalam pemikiran Islam adalah hadis dan sunnah; artinya ajaran-ajaran yang diperoleh dari sumber-sumber Islam lainnya, apabila bertentangan dalam Alquran, maka tidak ada nilainya sama sekali; [18] Berdasarkan riwayat-riwayat dari Rasulullah saw dan para Imam Syiah, hadis-hadis harus disandingkan dengan Alquran. Apabila tidak sesuai maka ia harus dinilai sebagai riwayat-riwayat yang tidak muktabar dan sifatnya rekayasa. [19]
Sebagai contoh dari Rasulullah saw dilaporkan: “Ucapan apa pun yang dikutip dariku untuk kalian, apabila sejalan dengan Alquran, maka sesungguhnya aku mengatakannya dan apabila tidak sejalan dengan Alquran maka sesunggunya aku tidak mengatakannya; [20] Dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq as juga disebutkan bahwa setiap hadis yang tidak sejalan dengan Alquran maka itu adalah dusta belaka. [21]
Sejarah Al-Quran
Penulisan dan Penyusunan
Rasulullah saw sering kali menegaskan tentang penghafalan, pembacaan serta penulisan ayat-ayat Alquran. Hal ini dilakukan mengingat masih kurangnya orang-orang yang terdidik dan minimnya fasilitas-fasilitas alat tulis pada tahun-tahun pertama bi'tsah. Demikian juga sebagai antisipasi jangan-jangan kata-kata Alquran itu dilupakan atau keliru dicatat. Karena itu diupayakan ayat-ayat Alquran dihafalkan dan dibacakan secara benar. [22]
Tatkala sebuah ayat diturunkan, Rasulullah memanggil para penulis wahyu supaya menulisnya. [23]Ayat-ayat Alquran, dalam bentuk yang berserakan, tertulis pada kulit-kulit hewan, batang kayu kurma, kain dan kertas. [24]
Rasulullah saw sendiri mengawasi penulisan wahyu. Setelah membacakan ayat-ayat bagi para penulis wahyu, ia meminta mereka untuk membacakan apa yang telah mereka tulis sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dapat diperbaiki. [25] Suyuthi menulis, “Pada masa Rasulullah saw Alquran telah ditulis namun tidak satu tempat dan urutan surah-surah juga belum jelas.” [26]
Penyusunan Alquran seperti dalam bentuknya yang sekarang tidak dilakukan pada masa Nabi Muhammad saw. Dalam buku al-Tamhid fi 'Ulum al-Qur'an disebutkan bahwa pada masa Nabi Muhammad saw, ayat-ayat dan nama-nama surah telah jelas sesuai dengan pendapatnya; namun penyusunan terakhir Alquran dalam bentuk satu kitab dan susunan surah-surah dilakukan pasca wafatnya Nabi Muhammad dan berdasarkan pertimbangan sahabat. [27] Menurut buku ini disebtukan bahwa yang pertama kali menyusun Alquran adalah Imam Ali as. Ia mengumpulkan surah-surah Alquran berdasarkan sejarah pewahyuan dan penurunan wahyu.
Penyatuan Mushaf
Pasca wafatnya Rasulullah saw, masing-masing sahabat mengumpulkan Alquran. Banyak mushaf yang telah disusun yang berbeda satu dengan yang lain dari sisi susunan surah dan bacaannya. [29] Hal ini telah menyebabkan masing-masing dari kelompok ini menilai bahwa bacaan Alquran mereka yang benar dan bacaan kelompok lain keliru. [30]
Sesuai dengan usulan Hudzaifah kepada Usman untuk menyatukan mushaf-mushaf yang ada dan persetujuan sahabat, Usman kemudian menugaskan sekelompok sahabat untuk melakukan hal ini. [31] Ia mengutus orang-orang ke beberapa negeri Islam dan mengumpulkan seluruh Alquran yang ada; lalu memerintahkan naskah-naskah itu untuk dilenyapkan. [32] Dalam al-Tamhid disebutkan bahwa kemungkinan besar masa penyatuan mushaf-mushaf Alquran ini terjadi pada tahun 25 H. [33]
Persetujuan Para Imam Syiah atas Mushaf Utsmani
Berdasarkan beberapa riwayat, para imam Syiah sepakat dengan penyatuan mushaf-mushaf dan mushaf yang diperintahkan oleh khalifah Usman untuk disusun. Suyuthi mengutip dari Imam Ali as bahwa Usman bermusyawarah dengannya terkait dengan penyatuan Alquran-alquran dan dia juga setuju dengan usulan ini. [34] Demikian juga diriwayatkan bahwa Imam Shadiq as tidak melarang seseorang yang membacakan Alquran di hadapannya yang berbeda dengan bacaan resmi. [35] Al-Tamhid menyebutkan bahwa umat Muslim Syiah menyebutkan bahwa Alquran yang ada di tangan kaum Muslimin sekarang ini adalah Alquran yang sempurna.
Ragam Bacaan Alquran
Hingga abad ke-4 H merebak bacaan yang beragam di kalangan umat Muslim. [37] Faktor terpenting adanya ragam bacaan ini karena adanya mushaf yang berbeda-beda di antara umat Muslim, khat Arab masih permulaan, tiadanya tanda baca pada huruf-huruf, tiadanya titik pada huruf-huruf, adanya dialek yang berbeda-beda dan selera pribadi para pembaca Alquran (orang-orang yang mengajarkan Alquran). [38]
Pada abad ke-4 H, Ibnu Mujahid guru para qari di Baghdad, memilih 7 qiraah yang terdapat di antara firkah-firkah. Para qari bacaan-bacaan ini kemudian dikenal sebagai Qurra al-Sab'ah. Mengingat masing-masing dari bacaan ini diriwayatkan dengan dua riwayat, karena itu terdapat 14 qira'ah Alquran yang diterima oleh umat Islam. [39]
Ahlusunnah berpandangan bahwa Alquran memiliki banyak sisi pengucapan dan orang-orang dapat membaca masing-masing sisi pengucapan itu. [40] Namun ulama Syiah berkata Alquran diturunkan dengan satu bacaan dan para Imam Syiah supaya memudahkan umat Muslim untuk membaca Alquran kemudian membolehkan adanya ragam bacaan Alquran. [41]
Bacaan yang tersebar di kalangan umat Islam adalah qira'ah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh. Sebagian peneliti Alquran dari kalangan Syiah memandang bahwa qiraah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh sebagai satu-satunya qiraah yang sahih dan mutawatir. Mereka berkata bahwa bacaan-bacaan lain yang diklaim berasal dari Rasulullah saw adalah bersumber dari selera pribadi para pembaca Alquran.
Pengharakatan Alquran
Dalam bahasa Arab, harakat (i'rab) memiliki peran penting dalam menjelaskan makna, dan memberi perhatian pada i'rab Alquran sangat diperlukan karena kesalahan dalam mengidentifikasi i'rab Alquran akan menyebabkan perubahan makna dan terkadang kontradiksi dengan maksud Tuhan.[43] Para penulis wahyu pada mulanya menulis kata-kata Alquran tanpa titik dan hal ini bagi orang-orang yang hidup di masa nabi hidup tidak ada masalah, tetapi untuk generasi mendatang dan khususnya umat Islam non-Arab terkadang menyebabkan bacaan yang beragam dan mengubah makna. Oleh karena itu, peng-harakatan Alquran sangat diperlukan untuk mengakhiri perbedaan, perubahan dan pendistorsian (tahrif) makna Alquran.[44] Laporan-laporan sejarah tentang peletak pertama harakat (i'rab) Alquran dan pencatat tanda-tanda i'rab, berbeda-beda. Pada umumnya mereka memperkenalkan Abu al-Awsad Duali (L 69 H) sebagai pemula dari peletak i'rab Alquran, yang dilakukan dengan bantuan Yahya bin Ya'mar.[45]
Peng-i'raban permulaan adalah sebagai berikut: titik di atas kata akhir adalah tanda "nasab", titik di bawah huruf adalah tanda "jar" dan titik setelah huruf terakhir adalah tanda "rafa'".[46] Satu abad berikutnya, titik-titik itu diganti dengan bentuk-bentuk khusus oleh Khalil bin Ahmad Farahidi: persegi panjang di atas huruf pertanda "nasab", persegi panjang di bawahnya adalah pertanda "jar", huruf "waw" (و) kecil di atasnya adalah pertanda "rafa'", pengulangan bentuk yang serupa adalah pertanda "tanwin", gigi-gigi huruf (س) adalah pertanda "tasydid", dan kepala huruf (ص) pertanda "sukun".[47] Kemudian pada paruh kedua abad ke-2 muncul mazhab Nahwu Basrah dengan sosok seperti Sibawaih, mazhab Nahwu Kufah dengan sosok Kisai. Dan pada pertengahan abad ke-3 H muncul mazhab Nahwu Bagdad dan membuat perkembangan dalam ilmu i'rab Alquran.
Terjemahan Alquran
Terjemahan Alquran memiliki latar belakang sejarah yang panjang dan dapat ditelusuri hingga awal kedatangan Islam; [49] Namun terjemahan pertama Alquran ke dalam bahasa Persia dilakukan pada abad ke-4 H. [50] Disebutkan bahwa penerjemah pertama kali Alquran adalah Salman Farsi yang menerjemahkan bismillahi al-Rahman al-Rahim sebagai "Dengan nama Yazdan yang mahapemurah." 4[51]
Terjemahan Alquran ke dalam bahasa-bahasa Eropa pertama kali dilakukan oleh para pendeta dan uskup Kristen. Mereka menerjemahkan sebagaian dari Alquran untuk mengkritisi Islam dalam tema-tema teologis. [52]Terjemahan latin Alquran secara sempurna pertama kali ditulis pada abad ke-6 H (12 M).
Terbitan Alquran
Alquran pertama kali pada tahun 950 H (1543 M) di terbitkan di Italia. Terbitan ini dilenyapkan atas perintah para petinggi gereja. Setelah itu, pada tahun 1104 H/1692 dan kemudian pada tahun 1108 H/1696 dicetak di Eropa. Terbitan pertama Alquran oleh kaum Muslimin keluar pada tahun 1200 H. Maula Usman melakukan hal ini di St. Petersburgh Rusia. Negara pertama Muslim yang menerbitkan Alquran adalah Iran. Iran pada tahun-tahun 1243 H/1828 dan 1248 H/1833 menerbitkan dua edisi cetakan Alquran yang sangat indah. Pada tahun-tahun berikutnya, Negara-negara Muslim lainnya seperti Turki, Mesir dan Irak menerbitkan ragam cetakan Alquran.
Mesir menerbitkan Alquran pada tahun 1342 H/1924 di bawah pengawasan para dosen Al-Azhar dan berdasarkan riwayat Hafsh dari Ashim dan diterima oleh dunia Islam. Alquran yang dikenal hari ini dengan nama Usman Thaha ditulis dengan khat yang indah oleh seorang penulis kaligrafi Suriah dan diterbitkan di Mesir. Alquran ini diterbitkan di pelbagai negara-negara Islam. Ciri khas terbitan ini adalah susunan ayat-ayat pada halaman-halaman dan urutan hizb-hizb dan 30 juz Alquran. [55]
Dewasa ini terbitan Alquran dilakukan di bawah pengawasan lembaga-lembaga terkait dan memiliki aturan-aturan tersendiri. [56] Di Iran lembaga Dar Alquran al-Karim memiliki tugas untuk mengoreksi dan mengawasi terbitan Alquran. [57]
Struktur Alquran
Alquran terdiri dari 114 surah dan hampir enam ribu ayat. Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan jumlah akurat ayat-ayat Alquran. Sebagian mengutip dari Imam Ali as menyebutkan bahwa Alquran terdiri dari 6236 ayat. [58] Alquran terbagi menjadi 30 juz dan 120 hizb.[59]
Surah
Bagian-bagian Alquran yang memiliki kandungan yang teratur disebut sebagai surah. [60] Surah-surah Alquran dimulai dengan bismillahi al-rahman al-rahim selain surah At-Taubah. [61] Berdasarkan pada masa pewahyuannya terbagi menjadi dua, Makkiyah dan Madaniyah; surah-surah yang turun sebelum Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah disebut sebagai Makkiyah; surah-surah yang turun pasca hijrah ke Madinah disebut sebagai Madaniyah.
Ayat
Ayat adalah kata-kata, ungkapan atau kalimat Alquran yang membentuk surah. [63] Setiap surah terdiri dari beberapa ayat tertentu. [64] Ayat-ayat Alquran dari sudut pandang volume berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Ayat 282 surah Al-Baqarah merupakan ayat terpanjang dalam Alquran. Ayat yang paling pendek seperti ayat-ayat “«مُدهامَّتان» (QS. Ar-Rahman:64), «والضُّحی» (QS. Adh-Dhuha:1), «والفَجر» (QS. Al-Fajr:1) atau pembuka-pembuka surah lainnya. [65]
Ayat-ayat Alquran berdasarkan kriteria kejelasan makna terbagi menjadi Muhkam dan Mutasyabih. Yang dimaksud dengan ayat-ayat muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sedemikian jelas sehingga tidak menyisakan keraguan padanya. Ayat-ayat yang terdapat kemungkinan beberapa makna di dalamnya disebut sebagai mutsyabihat. [66] Alquran sendiri yang melakukan pembagian dan klasifikasi ini. [67]
Pembagian lain yang dijelaskan terkait dengan ayat-ayat Alquran: ayat-ayat yang menasakh hukum yang ada pada ayat lain disebut sebagai ayat nasikh dan ayat-ayat yang telah dinasakh disebut sebagai mansukh.
Juz dan Hizb
Hizb dan juz adalah pembagian Alquran yang diinisiasi penggunaannya oleh kaum Muslimin. Diduga bahwa umat Muslim melakukan hal ini untuk memudahkan program bacaan atau penghafalan Alquran setiap hari. Pembagian seperti ini memiliki ragam dan ada keterlibatan personal; [69] Dikatakan pada masa Rasulullah saw, Alquran terbagi menjadi beberapa hizb dan setiap hizb mencakup beberapa surah; demikian juga pada masa-masa selanjutnya, terdapat pembagian-pembagian dua juz hingga sepuluh juz. Dewasa ini pembagian Alquran terdiri dari 30 juz dan pembagian setiap juz menjadi 4 hizb. [70]
Kandungan
Dalam Alquran disebutkan beragam tema seperti Ushuluddin, akhlak, hukum-hukum syariat, kisah-kisah orang-orang terdahulu, perang melawan orang-orang munafik dan orang-orang musyrik. Sebagian kandungan penting Alquran seperti: Tauhid, ma'ad, beberapa peristiwa pada awal kedatangan Islam seperti Ghazwah yang diikuti Rasulullah saw, kisah-kisah Alquran, hukum-hukum ibadah, peradilan, keutamaan dan ketercelaan akhlak, larangan terhadap kemusyrikan dan kemunafikan. [71]
Alquran Tidak Mungkin Mengalami Penyimpangan
Tahrif yang umumnya dibahas artinya adanya penambahan kata atau beberapa kalimat kepada Alquran atau pengurangan kata atau beberapa kata darinya. Abul Qasim Khui menulis, kaum Muslimin bersepakat bahwa tahrif dalam artian pertama tidak terjadi pada Alquran (penambahan); namun pada pengurangan kata atau beberapa kata dari Alquran terdapat perbedaan pendapat. [72]
Menurutnya, pandangan masyhur di kalangan ulama Syiah menekankan bahwa tahrif dalam artian ini juga tidak terjadi pada Alquran. [73]
Tantangan dan Kemukjizatan Alquran
Pada beberapa ayat Alquran disebutkan bahwa para penentang Nabi Muhammad saw diminta untuk mendatangkan sebuah kitab seperti Alquran atau sepuluh surah atau paling tidak satu surah apabila mereka tidak menerima beliau sebagai utusan Allah swt. [74] Kaum Muslimin menyebut hal ini sebagai "tahaddi". Tahaddi bermakna permintaan untuk mendatangkan hal yang sama dan lontaran tantangan. Kata ini pertama kali digunakan pada buku-buku teologis abad ketiga yang bermakna permintaan untuk mendatangkan hal yang sama dengan Alquran. [75]
Sesuai dengan keyakinan umat Islam, tiada seorang pun yang dapat mendatangkan sebuah kitab seperti Alquran dan hal ini menunjukkan kemukjizatan merupakan symbol bahwa Alquran adalah mukjizat dan Muhammad saw adalah seorang nabi. Alquran sendiri menegaskan sisi ketuhanan Alquran (bahwa Alquran itu diturunkan dari sisi Allah swt) dan menilai mustahil ada seseorang yang mampu mendatangkan sebuah kitab seperti Alquran. [76] Kemukjizatan Alquran adalah salah satu tema yang dikaji dan dipelajari dalam Ulumul Quran. [77]
Ilmu-ilmu yang Berkaitan dengan Alquran
Alquran menjadi sumber munculnya banyak ilmu pengetahuan bagi kaum Muslimin. Tafsir dan Ulumul Quran adalah salah satu dari ilmu-ilmu ini.
Tafsir
Tafsir adalah pengetahuan tentang ulasan dan penjelasan ayat-ayat Alquran. [78] Tafsir Alquran dimulai pada masa Rasulullah saw dan dilakukan oleh Rasulullah saw sendiri. [79] Imam Ali as, Ibnu Abbas, Abdullah bin Mas'ud, Ubay bin Ka'ab adalah para penafsir pertama Alquran pasca Rasulullah saw.[80] Alquran telah ditafsirkan dengan menggunakan ragam metode. Sebagian dari metode tafsir Alquran ini adalah tafsir maudhu'ui (tematis), tafsir tartibi (sistematis), tafsir Alquran bi Alquran, tafsir riwayat, tafsir ilmiah, tafsir fikih, tafsir filosofis, dan tafsir irfani. [81]
Ulumul Quran
Sekumpulan ilmu yang membahas tentang Alquran disebut sebagai Ulumul Qur'an. Sejarah Alquran, ayat-ayat ahkam, ilmu bahasa Alquran, ilmu tanda baca dan balaghah, asbab al-nuzul, qishash Alquran, ilmu Qira'ah, ilmu Makki dan Madani, ilmu muhkam dan mutasyabih, ilmu nasikh dan mansukh merupakan pembahasan-pembahasan yang dikaji dalam Ulumul Qur'an. [82] Sebagian sumber penting Ulumul Qur'an adalah:
· Imla' ma Manna bihi al-Rahman, karya Abu al-Baqa 'Akbari (616 H/1219)
· Al-Burhan fi Ulum al-Qur'an, karya Zarkasyi (794 H/1392)
· Al-Itqan fi Ulum al-Qur'an, karya Jalaluddin Suyuthi (911 H/1506)
· Ala-Rahman (mukaddimah kitab), karya Muhammad Jawad Balaghi (1352 H/1934)
Ritual-Ritual Qur'ani
Alquran tampil mencolok dalam kehidupan sosial kaum Muslimin. Digelar Pertemuan-pertemuan khataman Alquran di masjid-masjid, Haram para imam dan keturunan imam dan pertemuan-pertemuan keluarga. [84] Meletakkan Alquran di atas kepala adalah termasuk dari ritual-ritual umat Muslim Syiah yang mereka lakukan pada malam-malam Qadar. Dalam ritual ini, dengan meletakkan Alquran di atas kepala mereka bersumpah atas nama Allah swt, Alquran dan para maksum supaya dosa-dosanya diampunkan. [85]
Pada kebanyakan pertemuan resmi kaum Muslimin seperti ceramah-ceramah dan ritual-ritual sosial seperti pernikahan, dibacakan ayat-ayat Alquran. [86] Salah satu budaya yang berkembang di Iran adalah memasuki rumah baru dengan Alquran. Orang-orang Iran ketika memasuki rumah baru dan hendak memindahkan perabotan rumah maka pertama kali yang mereka bawa adalah Alquran dan kemudian barulah perabotan-perabotan rumah yang diangkat. [87]
Alquran dan tradisi tahun baru orang-orang Iran memiliki hubungan yang sangat erat. Di Iran, mereka meletakkan Alquran di atas suprah haftsin (tujuh benda yang dimulai dengan huruf hijaiyyah sin). Ketika terjadi pergantian tahun mereka membaca ayat-ayat Alquran. Demikian juga pada sebagian keluarga, orang-orang yang lebih besar memberikan hadiah tahun baru melalui Alquran. Mereka memberikan uang hadiah tahun baru dalam Alquran dan anak-anak dengan membuka Alquran mereka mengambil hadiah tahun baru tersebut. [88]
Alquran dan Seni
Alquran memiliki tempat dalam seni kaum Muslimin. Sisi seni Alquran yang paling menonjol dapat terlihat pada kaligrafi, pewarnaan Alquran dengan emas, penjilidan, sastra dan arsitektur. Mengingat bahwa hafalan dan penyebaran Alquran terjadi melalui penulisan dengan huruf-huruf yang indah, maka seni menulis huruf mengalami kemajuan pesat di kalangan umat Islam. [89] Dan kemudian secara perlahan Alquran ditulis dalam ragam khat seperti Naskh, Kufi, Tsults, Nasta'liq. [90]
Ayat-ayat Alquran dalam sastra Persia dan Arab sangat banyak digunakan. Baik dalam natsr dan juga syair Persia dan Arab, banyak digunakan ungkapan-ungkapan dan kandungan-kandungan Alquran. [91]
Seni arsitektur Islam juga banyak dipengaruhi oleh ayat-ayat Alquran. Pada kebanyakan bangunan-bangunan bersejarah kaum Muslimin, di antaranya masjid-masjid dan istana-istana banyak dijumpai ungkapan-ungkapan Alquran; demikian juga sebagian kandungan Alquran seperti sifat-sifat Alquran tentang surga dan neraka, digunakan dalam arsitektur bangunan-bangunan. [92] Ungkapan-ungkapan Alquran yang tertera di Qubbah al-Shakhrah di Baitul Maqdis merupakan salah satu contoh yang paling menarik dari penggunaan ayat-ayat Alquran pada bangunan-bangunan. Dalam tulisan-tulisan kecil bangunan ini yang dibangun pada tahun 71 H/691 M, terlihat keyakinan utama kaum Muslimin dan sebagian ayat-ayat surah-surah An-Nisa, Ali Imran dan Maryam. [93]
Pandangan Orientalis
Cendekiawan non Muslim banyak melakukan penelitian-penilitian tentang sastra, kandungan dan kewahyuan Alquran. Sebagian orientalis menilai bahwa Alquran adalah sabda Nabi Muhammad saw. mereka berkata, “Kandunganya diambil dari sumber-sumber Yahudi, Kristen dan syair-syairnya masa jahiliyah.” Sebagian lainnya meski dengan tegas tidak menyepakati bahwa Alquran itu turun dari sisi Allah, mereka menilainya lebih superior dari ucapan manusia. [94]
Richard Bale berkata: genre sastra Alquran yang didalamnya sering digunakan saj', pengulangan dan analogi, dipengaruhi oleh teks-teks Kristen dan Yahudi. Sebaliknya, Noldoke menilai bahwa surah-surah Aquran khususnya surah-surah Makkiyah dari sudut pandang kesustraan bernilai mukjizat, dan ia menyerupakan ayat-ayat Alquran sebagai senandung para malaikat yang membuat gembira jiwa orang-orang beriman. Maurice Bucaille, seorang orientalis Prancis memberikan penilaian terkait dengan kemukjizatan ilmiah Alquran. Ia menulis, “Sebagian ayat-ayat Alquran seiring dan sejalan dengan temuan-temuan baru ilmu modern.” Bucaille menyimplukan bahwa Alquran ini bersumber dari Tuhan.
Ayat-ayat Akhlak
Ayat-ayat al-Ifik • Ayat Ukhuwah • Ayat Istirja' • Ayat Ith'am • Ayat Naba' • Ayat Najwa
Ayat-ayat al-Ifik • Ayat Ukhuwah • Ayat Istirja' • Ayat Ith'am • Ayat Naba' • Ayat Najwa
Hadis-hadis Akhlak
Hadis ''Qurb Nawafil'' • Hadis Makarim Akhlak • Hadis Mikraj • Hadis ''junud aql'' dan ''jahl''
Hadis ''Qurb Nawafil'' • Hadis Makarim Akhlak • Hadis Mikraj • Hadis ''junud aql'' dan ''jahl''
Keutamaan-keutamaan Akhlak
Rendah Hati • Kepuasan • Dermawan • Menahan Amarah • Ikhlas • Lembut • Zuhud
Rendah Hati • Kepuasan • Dermawan • Menahan Amarah • Ikhlas • Lembut • Zuhud
Keburukan-keburukan Moral
Congkak • Tamak • Hasud • Dusta • Gibah • Gunjing • kikir • Mendurhakai orang tua • Hadis ''Nafs'' • Besar Diri • Menguping • Memutus hubungan silaturahmi • Penyebaran Kekejian
Congkak • Tamak • Hasud • Dusta • Gibah • Gunjing • kikir • Mendurhakai orang tua • Hadis ''Nafs'' • Besar Diri • Menguping • Memutus hubungan silaturahmi • Penyebaran Kekejian
Istilah-istilah Akhlak
Jihad Nafs • Nafs Lawamah • Nafsu Amarah • Jiwa yang tenang • Perhitungan • Muraqabah • Musyaratah • Dosa • Pelajaran Akhlak • Riadat
Jihad Nafs • Nafs Lawamah • Nafsu Amarah • Jiwa yang tenang • Perhitungan • Muraqabah • Musyaratah • Dosa • Pelajaran Akhlak • Riadat
Ulama Akhlak
Mulla Mahdi Naraqi • Mulla Ahmad Naraqi • Sayid Ali Qadhi • Sayid Ridha Bahauddini • Dastgheib • Muhammad Taqi Bahjat
Mulla Mahdi Naraqi • Mulla Ahmad Naraqi • Sayid Ali Qadhi • Sayid Ridha Bahauddini • Dastgheib • Muhammad Taqi Bahjat
Sumber Referensi Akhlak
Al-Qur'an • Nahjul Balaghah • Mishbah al-Syari'ah • Makarim al-Akhlaq • Al-Mahajjah al-Baidha' • Majmu'atu Waram • Jami' al-Sa'adat • Mi'raj al-Sa'adah • Al-Muraqabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar