(( Menu Halaman )) - (( Qur'an )) (( Hadits ))
  • Al-Qur'an dan Hadits Sebagai Petunjuk Hidup

    Nabi Muhammad saw telah mewariskan 2 hal kepada kita sebagai petunjuk kehidupan apapun yang berkaitan dengan kehidupan, yaitu Al-Qur'an dan Hadits

  • Masalah - Solusi - Sukses

    Ketika kita dihadapi dengan berbagai masalah kehidupan, kita harus mencari solusi untuk sukses.

  • Pondok Pesantren Digital

    Pondok Pesantren Digital adalah Media Belajar Agama Islam secara digital berbasis online yang dapat di akses melalui Smartphone, Laptop ataupun Komputer dengan system khusus

  • Solusi Terbaik Mengatasi Masalah

    Bagaimana kita dapat mengatasi berbagai permasalahan hidup apapun masalahnya di sini kami beritahu solusi terbaik yang pasti berhasil.

Kisah Isra Mi'raj dalam Al-Qur'an dan Hadits

 


Pengertian Isra’ Mi’raj

Isra` secara bahasa berasal dari kata ‘saro’ bermakna perjalanan di malam hari. Adapun secara istilah, Isra` adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Jibril dari Mekkah ke Baitul Maqdis , berdasarkan firman Allah :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى  

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha “ (Al Isra’:1)

Mi’raj secara bahasa adalah suatu alat yang dipakai untuk naik. Adapun secara istilah, Mi’raj bermakna tangga khusus yang digunakan oleh  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk naik dari bumi menuju ke atas langit, berdasarkan firman Allah dalam surat An Najm ayat 1-18.[1]

Kisah Isra’ Mi’raj

Secara umum, kisah yang menakjubkan ini  disebutkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam Al-Qur`an dalam firman-Nya:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al-Isra` : 1)

Juga dalam firman-Nya:

وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى. مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى. وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى. إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى. عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى. ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى. وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى. ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى. فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى. فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى. مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى. أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى. وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى. عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى. عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى. إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى. مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى. لَقَدْ رَأَى مِنْ ءَايَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى

“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS. An-Najm : 1-18)

Adapun rincian dan urutan kejadiannya banyak terdapat dalam hadits yang shahih dengan berbagai riwayat. Syaikh Al Albani rahimahullah dalam kitab beliau yang berjudul Al Isra` wal Mi’raj menyebutkan 16 shahabat yang meriwayatkan kisah ini. Mereka adalah: Anas bin Malik, Abu Dzar, Malik bin Sha’sha’ah, Ibnu ‘Abbas, Jabir, Abu Hurairah, Ubay bin Ka’ab, Buraidah ibnul Hushaib Al-Aslamy, Hudzaifah ibnul Yaman, Syaddad bin Aus, Shuhaib, Abdurrahman bin Qurath, Ibnu ‘Umar, Ibnu Mas’ud, ‘Ali, dan ‘Umar radhiallahu ‘anhum ajma’in.

Di antara hadits shahih yang menyebutkan kisah ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya , dari sahabat Anas bin Malik :Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ Didatangkan kepadaku Buraaq – yaitu yaitu hewan putih yang panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya (maksudnya langkahnya sejauh pandangannya). Maka sayapun menungganginya sampai tiba di Baitul Maqdis, lalu saya mengikatnya di tempat yang digunakan untuk mengikat tunggangan para Nabi. Kemudian saya masuk ke masjid dan shalat 2 rakaat kemudian keluar . Kemudian datang kepadaku Jibril  ‘alaihis salaam dengan membawa bejana berisi  khamar dan bejana berisi air susu. Aku memilih bejana yang berisi air susu. Jibril kemudian berkata : “ Engkau telah memilih (yang sesuai) fitrah”.

Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit (pertama) dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Adam. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Kemudian kami naik ke langit kedua, lalu Jibril ‘alaihis salaam  meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab: “Jibril”. Dikatakan lagi:“Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kedua) dan saya bertemu dengan Nabi ‘Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakariya shallawatullahi ‘alaihimaa, Beliau berdua menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit ketiga dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketiga) dan saya bertemu dengan Yusuf ‘alaihis salaam yang beliau telah diberi separuh dari kebagusan(wajah). Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit keempat dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi“Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab: “Muhammad” Dikatakan: “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab: “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit keempat) dan saya bertemu dengan  Idris alaihis salaam. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Allah berfirman yang artinya : “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi” (Maryam:57).

Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit kelima dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kelima) dan saya bertemu dengan  Harun alaihis salaam. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit keenam dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya): “Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab: “Muhammad” Dikatakan: “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Musa. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit ketujuh dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya): “Siapa engkau?” Dia menjawab: “Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad” Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketujuh) dan saya bertemu dengan Ibrahim. Beliau sedang menyandarkan punggunya ke Baitul Ma’muur. Setiap hari masuk ke Baitul Mamuur tujuh puluh ribu malaikat yang tidak kembali lagi. Kemudian Ibrahim pergi bersamaku ke Sidratul MuntahaTernyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar. Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, diapun berubah sehingga tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang sanggup mengambarkan keindahannya

 Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 shalat sehari semalamKemudian saya turun menemui Musa ’alaihis salam.  Lalu dia bertanya: “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummatmu?”. Saya menjawab: “50 shalat”. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani Isra`il”. Beliau bersabda :“Maka sayapun kembali kepada Tuhanku seraya berkata: “Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk ummatku”. Maka dikurangi dariku 5 shalat. Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata:“Allah mengurangi untukku 5 shalat”. Dia berkata:“Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”. Maka terus menerus saya pulang balik antara Tuhanku Tabaraka wa Ta’ala dan Musa ‘alaihis salaam, sampai pada akhirnya Allah berfirman:“Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis(baginya) satu kejelekan”. Kemudian saya turun sampai saya bertemu dengan Musa’alaihis salaam seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka sayapun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai sayapun malu kepada-Nya”. (H.R Muslim 162)

Untuk lebih lengkapnya, silahkan merujuk ke kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2968 dan 3598 dan Shahih Muslim nomor 162-168 dan juga kitab-kitab hadits lainnya yang menyebutkan kisah ini. Terdapat pula tambahan riwayat tentang kisah ini yang tidak disebutkan dalam hadits di atas.

Sumber: muslim.or.id

Share:

Dalil Berdo'a untuk sesama muslim


 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘Dan bagimu juga kebaikan yang sama.’” (HR. Muslim no. 4912


رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا


Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan". ( Q.S. NUH : 28 )


عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

[HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45]






Share:

Website Kajian Islam

 Minat belajar Islam melalui website Islami kini semakin meningkat. Apalagi, masing-masing situs belajar Islam itu mengangkat berbagai kategori dan tema berbeda.

Dengan kehadiran website/blog Islami ini, kamu tidak perlu bingung lagi saat punya pertanyaan tentang banyak hal dalam kehidupan sehari-hari sesuai ajaran Islam.

Terlepas dari itu, kamu juga perlu tau situs Islami terbaik mana saja yang saat ini tepat sebagai rujukan bacaanmu.

Dirangkum Indozone, berikut ini rekomendasi website Islami terpercaya dan terlengkap untuk belajar agama Islam lebih mendalam:

1. Muslim.or.id

Situs belajar Islam terpercaya Muslim.or.id
Situs belajar Islam Muslim.or.id (muslim.or.id)

Muslim.or.id adalah situs web Islami yang menyajikan beragam artikel pilihan menarik seputar Islam, termasuk sejarah Islam.

Adapun kelebihan dari website ini yaitu cara penulisan artikel yang ilmiah disertai dalil serta sumber yang jelas. Gaya bahasanya pun ringan.

Karena itu, situs yang dikelola oleh mahasiswa dan alumni di wilayah Yogyakarta ini cocok buat kamu yang ingin belajar Islam dari dasar.

2. Muslimah.or.id

Portal kajian Islam khusus Muslimah terpercaya
Portal kajian Islam khusus Muslimah (muslimah.or.id)

Sama seperti Muslim.or.id, portal Muslimah.or.id ini juga menyajikan artikel ilmiah Islami. Namun bedanya, kajian Islam di situs ini dikhususkan untuk wanita Muslim (Muslimah).

Adapun tema artikel yang diangkat sangat ringan dan membahas tentang hal-hal umum yang lazimnya dialami para wanita.

3. Islami.co

Situs Islam populer Islami.co
Situs Islam populer Islami.co (islami.co)

Kajian-kajian keislaman mendasar hingga menengah sangat bisa kamu pelajari lewat situs Islami.co. Terlebih, situs ini kerap merespons isu politik terkini dan relasinya dengan Islam.

Selain isu-isu politik, portal Islami.co layak menjadi rujukan bacaan untuk lebih tau tentang sejarah Islam dan lainnya.

4. Nu.or.id

Website belajar agama Islam Nu.or.id
Website belajar agama Islam Nu.or.id (nu.or.id)

Dari semua website Islami, nu.or.id termasuk portal Islami terlengkap dengan berbagai pilihan tema menarik, seperti ilmu tauhid dan ekonomi syariah.

Sesuai namanya, situs ini digawangi sejumlah jurnalis muda yang tergabung dalam organisasi keislaman Nadhlatul Ulama (NU).

Keunggulan situs nu.or.id yaitu menjawab masalah keislaman dengan merujuk pada Alquran dan hadits, pendapat para ulama dan riwayat para sahabat Nabi maupun Rasulullah SAW.

Sampai sekarang, nu.or.id menjadi salah satu website Islami berbahasa Indonesia terbaik yang banyak dikunjungi dan berada di posisi teratas secara nasional.

5. Yufid.com dan Yufid.tv

Portal Islami populer dan terpercaya Yufid.com
Portal Islami populer Yufid.com (yufid.com)

Yufid.com merupakan portal Islami berisi kajian-kajian Islam menurut pemahaman Ahlussunnah wal jamaah (shalafus shalih).

Selain kajian dalam bentuk islami di Yufid.com, kamu juga bisa mendapatkan ilmu seputar agama Islam secara lengkap di situs Yufid.tv.

Beda dengan Yufid.com, situs Yufid.tv khusus menyajikan konten-konten Islami berupa video audiovisual inspiratif.

Melalui website Yufid.tv, kamu dapat menemukan banyak sekali video ceramah ustadz-ustadz dari seluruh Indonesia.

6. Islamqa.info

Situs website belajar agama Islam terlengkap
Situs website belajar agama Islam (Islamqa.info)

Beragam informasi mengenai Islam dengan pemikiran mazhab Salafi akan lebih mudah kamu temukan di situs web Islamqa.info.

Semacam ensiklopedia Islami online, Islamqa.info (Islam Question & Answer) menyajikan pembahasan mencakup prinsip-prinsip dasar iman, etika dan moral, sejarah Islam, serta politik Islam.

Menariknya, situs ini tersedia dalam 16 bahasa, seperti Arab, Inggris, Indonesia, China, Turki, Rusia, dan lainnya.

Sudah ada sejak tahun 1997, IslamQA didirikan oleh seorang ulama dari Saudi Arabia bernama Muhammad Al-Munajjid.

7. KonsultasiSyariah.com

Website/blog belajar agama Islam terpercaya
Website/blog belajar agama Islam (konsultasisyariah.com)

Sesuai namanya, KonsultasiSyariah.com adalah portal tanya-jawab (konsultasi) seputar Islam yang sangat bermanfaat.

Lewat situs ini, kamu bisa mengirim pertanyaan tentang banyak hal dalam kehidupan sehari-hari dari sudut pandang keislaman.

Share:

Salafi dan Wahabi

SALAFI DAN WAHABI



Pada awalnya istilah salafi tidak terlalu populer dan tidak identik dengan suatu kelompok tertentu. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh Nashiruddin al-Bani sekitar tahun 1980-an di Madinah. Pengikut pemikiran al-Bani ini belakangan dikenal dengan sebutan Jemaah Salafi.

Dalam pandangan al-Bani, salafi adalah suatu gerakan pemurnian ajaran Islam, mengampanyekan dan memberantas segala sesuatu yang dianggap bid’ah. Meskipun tujuan dan orientasi ajaran ini tidak jauh berbeda dengan wahabi, namun al-Bani tidak menggunakan istilah wahabi karena dianggap kurang tepat dan terkesan memuja satu tokoh tertentu.

Pemurnian yang dilakukan al-Bani sebenarnya hampi sama dengan Muhammad bin Abdul Wahab. Keduanya sama-sama memperjuangkan pemahaman literal dan tekstual terhadap al-Qur’an dan hadis. Al-Qur’an dan hadis dipahami secara sempit dan kaku, bahkan mereka tidak mau menggunakan hadis dhaif dalam beramal dan mencukupkan diri dengan hadis shahih saja.

Di tangan kelompok salafi, daftar bid’ah menjadi semakin banyak dan panjang. Wahabi hanya memberantas ziarah kubur, tawasul, maulid Nabi, dan amaliah lainnya, sementara salafi lebih dari itu, mereka memahami fenomena modern juga bagian dari bid’ah dan harus dijauhi. Karenanya, tidak mengherankan bila sebagian ulama salafi mengharamkan perempuan mengemudi, demokrasi dan partai politik, mengharamkan televisi, poto, dan patung.

Dilihat dari semangat dan agenda yang diusung, kedua gerakan ini (wahabi dan salafi) memiliki misi dan agenda yang sama. Walaupun sebagian kelompok salafi tidak mau menggunakan istilah wahabi, pada hakikatnya mereka hanyalah bentuk baru dari kelompok wahabi. Hanya bungkusnya yang berbeda, tetapi isinya tetap sama.

Sumber: Buku Pintar Salafi-Wahabi disusun oleh Tim Harakah Islamiyyah

Share:

Silsilah Nabi Muhammad SAW

 


    Pada zaman dahulu khususnya tradisi orang-orang Arab, nasab adalah sesuatu hal yang sangat dijunjung tinggi karena bisa menunjukkan derajat sosialnya.

    Di era modern ini, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, nasab bisa ditelaah dengan cara mengetahui informasi genetiknya melalui DNA (Deoxyribonucleic acid).

    Muhammad Abduh Yamani menulis sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ra dalam kitabnya yang berjudul ‘Allimu Auladakum Mahabbat Rasulillah.

Dari Ibnu Abbas ra, "Sesungguhnya Nabi Muhammad saw adalah cahaya yang telah dijaga oleh Allah Swt selama dua ribu tahun sebelum diciptakannya Nabi Adam as. Lalu ketika Allah Swt menciptakan Nabi Adam, Ia meletakkan cahaya tersebut di tulang sulbi (rusuk) Nabi Adam as."

Sementara itu, Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam kitabnya Ar-Rahiq al-Makhtum membagi riwayat nasab Nabi Muhammad saw menjadi tiga, yaitu:

1. Nasab yang menurut kesepakatan antara ahli sejarah dan ahli nasab yaitu berada pada Adnan

    Lebih rincinya, garis dari nasab tersebut di antaranya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib – Ibnu Hasyim – Abd Manad – Ibn Qushay – Ibn Kilab bin Muroh bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (disebut juga Bani Quraisy) – Ibn Malik bin Nadhar – Ibnu Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah – Ibn Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.

2. Nasab Nabi Muhammad menurut perbedaan antara orang yang tidak berkomentar apa pun tentang nasab Nabi dan orang yang mengatakan nasab Nabi berada pada Adnan

    "Adapun nasab Rasulullah di atas Adnan, para ulama berbeda pendapat, tidak ada yang bisa dianggap paling sahih. Namun, semua ulama bersepakat bahwa Adnan merupakan keturunan dari Nabi Ismail, seorang Nabi Allah putra dari Nabi Ibrahim Khalilullah 'alaihis salam." (Syekh Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi, Fiqh al-Sirah al-Nabawiyyah Ma’a Mujaz li al-Tarikh al-Khilafah al-Rasyidah, Damaskus: Dar al-Fikr, 1991, h. 73)

3. Nasab Nabi Muhammad yang paling populer dan yang sudah tidak diragukan lagi adalah bahwasanya garis nasabnya sampai kepada Nabi Ibrahim as

    Sebuah hadis dari dari Abi Ammar bin Syaddad bahwa ia mendengar penuturan Watsilah bin Asqa’ bahwa saya mendengar Rasulullah saw bersabda:

"Sesungguhnya Allah Swt telah memilih Kinanah dari keturunan Nabi Ismail as dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim." (HR. Muslim)

    Dengan demikian, berdasarkan hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad saw merupakan keturunan dari Nabi Ismail as sehingga sampai kepada Nabi Ibrahim as.

Share:

Tokoh Islam Sejak Zaman Nabi Muhammad SAW

 Golongan Pertama    : Tokoh Terkemuka dari Kalangan Sahabat

Kategori Pertama       : 10 Tokoh Yang Memperoleh Jaminan Masuk Syurga

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A.

2. ‘Umar Bin Al-Khattab R.A.

3. Utsman Bin ‘Affan R.A.

4. Ali Bin Abi Thalib R.A.

5. Zubair Bin ‘Awwam R.A.

6. Sa’ad Bin Abi Waqash R.A.

7. Abu Ubaidah bin Al-Jarrah R.A.

8. ‘Abdurrahman Bin ‘Auf R.A.

9. Thalhah Bin Ubaidillah R.A.

10. Sa’id Bin Zaid R.A.

 

Kategori Kedua           : Tokoh Terkemuka Pemimpin Kaum Anshar

1. ‘Abdullah Bin Rawahah R.A.

2. Sa’ad Bin ‘Ubadah R.A.

3. ‘Ubadah Bin Shamit R.A.

4. Usaid Bin Hudhair R.A.

5. Sa’ad Bin Rabi’ R.A.

6. ‘Abdullah Bin Haram R.A.

 

Kategori Ketiga           : Tokoh Terkemuka dari Kalangan Syuhada’

1. Hamzah Bin ‘Abdul Muthalib R.A.

2. Mus’ab Bin Umair R.A.

3. Zaid Bin Haritsah R.A.

4. Ja’far Bin Abi Thalib R.A.

5. Husein Bin ‘Ali Bin Abi Thalib R.A.

6. Sa’ad Bin Mu’adz R.A.

7. Abu Salamah R.A.

8. ‘Ammar Bin Yasir R.A.

9. Abad Bin Bisyr R.A.

10. Salim Maula Abi Huzaifah R.A.

11. Al-Barra’ Bin Malik R.A.

12. Abu Dujanah R.A.

13. ‘Amr Bin Jamuh R.A.

14. Abu Ayub Al-Anshari R.A.

15. Anas Bin Nadhar R.A.

16. Abu Thalhah R.A.

17. ‘Abdullah Bin Jahsy R.A.

18. Ayyasy Bin Abi Rubai’ah R.A.

19. Khubaib Bin Adi R.A.

20. Thufail Bin Amr Ad-Dusi R.A.

21. Nu’man Bin Muqrin R.A.

22. ‘Abdullah Bin ‘Abdullah Bin Ubai Bin Salul R.A.

23. Tsabit Bin Qais R.A.

24. Ikrimah Bin Abi Jahal R.A.

 

Kategori Keempat       : Para Panglima Perang dan Penakluk

1. Khalid Bin Al-Walid R.A.

2. ‘Amr Bin Ash R.A.

3. Huzaifah Ibnul Yaman R.A.

4. Qa’qa’ Ibnu ‘Amr R.A.

5. Mu’awiyah Bin Abi Sufyan R.A.

6. Mutsanna Bin Haritsah R.A.

7. Salamah Bin Al-Aqra’ R.A.

8. Mughirah Bin Syu’bah R.A.

9. ‘Abdullah Bin Amir R.A.

10. Utbah Bin Ghazawan R.A.

11. ‘Abdullah Bin Sa’ad R.A.

 

Kategori Kelima          : Para Gubernur dan Hakim

1. Imran Bin Husein R.A.

2. Abu darda’ R.A.

3. Syaddad Bin Aus R.A.

4. Sa’id Bin Amir R.A.

5. Al-‘Ala Al-Hadhrami R.A.

 

Kategori Keenam        : Para Ulama di Kalangan Sahabat

1. Mu’adz Bin Jabal R.A.

2. ‘Abdullah Bin ‘Abbas R.A.

3. ‘Abdullah Bin Mas’ud R.A.

4. Abu Musa Al-Asy’ari R.A.

5. Zaid Bin Tsabit R.A.

6. ‘Abdullah Bin Sala R.A.

7. Ubai Bin Ka’ab R.A.

8. Abu Hurairah R.A.

9. Anas Bin Malik R.A.

10. Abu Sa’id Al-Khudri R.A.

11. ‘Abdullah Bin ‘Umar R.A.

12. Abdullah Bin ‘Amr R.A.

 

Kategori Ketujuh         : Anak-Anak Para Sahabat

1. Hasan Bin Ali Bin Abi Thalib R.A.

2. Usamah Bin Zaid R.A.

3. ‘Abdullah Bin Zubair R.A.

4. Qais Bin Sa’ad R.A.

5. Umair Bin Sa’ad R.A.

 

Kategori Kedelapan    : Tokoh Terkemuka Sahabat Yang Bukan Bangsa Arab

1. Bilal Bin Rabah R.A.

2. Salman Al-Farisi R.A.

3. Shuhaib Ar-Rumi R.A.

 

Kategori Kesembilan  : Para Penyair dan Utusan

1. Hassan Bin Tsabit R.A.

2. Ka’ab Bin Malik R.A.

3. Tsumamah Bin Utsal R.A.

4. Adiy Bin Hatim R.A.

 

Kategori Kesepuluh    : Tokoh Terkemuka dari Orang Awam Kaum Muhajirin dan Anshar

1. ‘Abbas Bin ‘Abdul Muthalib R.A.

2. Ibnu Ummi Maktum R.A.

3. Utsman Bin Mazh’un R.A.

4. Khabbab Bin Art R.A.

5. Abu Dzar Al-Ghifari R.A.

6. Muhammad Bin Maslamah R.A.

7. Miqdad Bin ‘Amr R.A.

 

Golongan Kedua       : Tokoh Terkemuka dari Kalangan Tabi’in

1. Urwah Bin Zubair

2. Sulaiman Bin Yasar

3. Sa’id Bin Musayyib

4. Salamah Bin Dinar

5. Ibnul hanafiyyah

6. Zainal ‘Abidin

7. Salim Bin ‘Abdullah

8. Rabi’ah Ar-Ra’yi

9. Az-Zuhri

10. Nafi’

11. Muhammad Bin Munkadir

12. Ikrimah

12. Mujahid

13. Abu Muslim Al-Khaulani

14. Abu Idris Al-Khaulani

15. Khalid Bin Yazid

16. Hasan Al-Basri

17. Ahnaf Bin Qais

18. Muhammad Bin Sirin

19. Abu Aliyah

20. Shilah Bin Asyam

21. Muhammad Bin Wasi’

22. Al-Qadi ‘Iyas

23. Uwais Al-Qarni

24. Syuraih Al-Qadhi

25. Sa’id Bin Jubair

26. Masruq Bin Ajda’

27. Asy-Sya’bi

28. Thawus

29. Wahab Bin Munabbih

30. An-Najasyi[1]

 

Golongan Ketiga       : Para Pejuang Agama Allah SWT

Kategori Pertama       : Para Penakluk

1. Musa Bin Nushair

2. Thariq Bin Ziyad

3. Uqbah Bin Nafi’

4. Hassan Bin Nu’man

5. Abdurrahman Al-Ghafiqi

6. Qutaibah Bin Muslim

7. Muhammad ibnu Qasim

8. Asad Bin Furad

9. Alap (Aleppo) Arsalan

10. Yusuf Bin Tasyfin

11. Muhammad Al-Fatih

 

Kategori Kedua           : Para Pembebas Negeri-Negeri Islam Yang Pernah Dikuasai Oleh Musuh

1. Nuruddin Mahmud

2. Salahuddin Al-Ayubi

3. Qhutuz

4.Bibers

5. ‘Umar Makram

6. ‘Abdul Qadir Al-Jazairi

7. Ahmad Arabi

8. As-Sanusi

9. Abdul Karim Al-Khattabi

10. Amin Al-Husaini

 

Kategori Ketiga           : Para Syuhada’ Pada Era Modern

1. Sulaiman Al-Halabi

2. Yusuf Al-Azhamah

3. ‘Umar Al-Mukhtar

4. Hasan Al-Banna

5. Sayyid Quthb

6. Muhammad Farghali

7. Abdul Qadir Audah

8. Yusuf Tsala’at

9. Ibrahim At-Thayyib

10. Nuwab Safwa

11. Marwan Hadid

12. Kamal As-Sananiri

13. ‘Abdul ‘Azzam

 

Kategori Keempat       : Para Syuhada’ Palestina

1. ‘Izzuddin Al-Qassam

2. Farhan As-Sa’di

3. ‘Abdul Qadir Al-Husaini

4. Syeikh Ahmad Yasin

5. ‘Abdul ‘Aziz Ar-Rantisi

6. Yahya Ayyasy

7. Mahmud Abu Hunud

8. Mahnat Ath-Thahir

9. Shalah Syahadah

 

Kategori Kelima          : Para Da’i (Pendakwah) dan Pembawa Pembaharuan

1. Muhammad Bin ‘Abdul Wahab

2. Jamaluddin Al-Afghani

3. Rasyid Ridha

4. Syakib Arselan

5. An-Nursi

6. ‘Abdul Hamid Bin Badis

7. Alal Al-Fasi

8. Abul A’la Al-Maududi

9. Mustafa As-Siba’i

10. Muhammad Mahmud Ash-Shawaf

11. Amjad Az-Zahawi

12. Hasan Al-Hudhaibi

13. ‘Umar At-Tilmisani

14. Abu An-Nasar

15. Muhammad Al-Ghazali

16. abul Hasan An-Nadawi

17. Basyir Al-Ibrahimi

 

Golongan Keempat   : Ulama, Khalifah dan Pujangga

Kategori pertama        : Empat Imam Mazhab

1. Imam Abu Hanifah An-Nu’man

2. Imam Malik Bin Anas

3. Imam Asy-Syafi’i

4. Imam Ahmad Bin Hanbal

 

Kategori Kedua           : Para Mufassir dan Ahli Hadits

1. Ath-Thabari

2. Al-Qurthubi

3. Ibnu katsir

4. Fakhrurrazi

5. As-Suyuthi

6.Asy-Sya’rawi

7. Al-Bukhari

8. Muslim

9. At-Tirmidzi

10. An-Nasa’i

11. Abu daud

12. Ibnu Majah

13. Al-Baihaqi

14. Al-Auza’i

15. An-Nawawi

16. Sufyan Bin Uyainah

17. Ibnu Hajar Al-Asqalani

 

Kategori Ketiga           : Para Ahli Fiqh

1. Al-Laits Bin Sa’ad

2. Ibnu Hazm

3. Abu Hamid Al-Ghazali

4. Ibnul Jauzi

5. Ibnu Qudamah

6. Al-Izz Bin Abdissalam

7. Ibnu Taimiyyah

8. Ibnu Qayyim Al-Jauzi

9. Sufyan Ats-Tsauri

10. Abu Yusuf

11. Qadhi Iyadh

 

Kategori Keempat       : Tokoh Tasawwuf dan Zuhud

1. ‘Abdullah Bin Mubarak

2. Fudhail Bin ‘Iyadh

3. Ibrahim Bin Adham

4. Junaid

5. Malik Bin Dinar

 

Kategori Kelima          : Ahli Sejarah dan Penyair

1. Ibnu Ishak

2. Adz-Dzahabi

3. Abu Aswad Ad-Duali

4. Khalil

5. Ashmu’i

6. Kasa’i

7. Fairuz Abadi

 

Kategori Keenam        : Para Dokter, Ahli Kimia dan Fisika

1. Razi

2. Zahrawi

3. Ibnmu nafis

4. Jabir Bin Hayan

5. Hasan Bin Haitsam

6. ‘Abbas Bin Farnas

7. Khawarizmi

 

Kategori Ketujuh         : Para Syeikh Al-Azhar Asy-Syarif

1. Syarqawi

2. Muhammad Khadar Husain

3. Maraghi

4.’Abdul Majid Salim

5. Mahmud Syaltut

6. ‘Abdul Halim Mahmud

 

Kategori Kedelapan    : Para Khalifah Yang Terkenal

1. ‘Abdul Malik Bin Marwan

2. Walid Bin ‘Abdul Malik

3. Sulaiman Bin ‘Abdul Malik

4. ‘Umar Bin ‘Abdul ‘Aziz

5. Al Mahdi

6. Harun Ar-Rasyid

7. Ba Yazid I

8. Murad II

9. ‘Abdul Hamid II

 

Kategori Kesembilan  : Para Penyair

1. Abul Atahiyah

2. Muhammad Iqbal

 

Golongan Kelima      : Tokoh Terkemuka dari Kalangan Wanita

Kategori Pertama       : Ummahatul Mukminin (Isteri-Isteri Rasulullah S.A.W.)

1. Khadijah Binti Khuwailid R.A.

2. Saudah Binti Zam’ah R.A.

3. ‘Aisyah Binti Abu Bakar R.A.

4. Habsyah R.A.

5. Zainab Binti Khuzaimah R.A.

6. Ummu Salamah R.A.

7. Zainab Binti Jahsyin R.A.

8. Juwairiyah Binti Harits R.A.

9. Sufiah Binti Huyai R.A.

10. Ummu Habibah R.A.

11. Maimunah Binti Harits R.A.

 

Kategori Kedua           : Anak Perempuan dan Cucu Perempuan Rasulullah S.A.W.

1. Fatimah Az-Zahra’ R.A.

2. Zainab R.A.

3. Ruqayyah R.A.

4. Ummu Kultsum R.A.

5. Zainab Binti ‘Ali Bin Abi Thalib R.A.

6. Ummu Kultsum Binti ‘Ali Bin Abi Thalib R.A.

 

Kategori Ketiga           : Para Sahabiah (Sahabat dari Kalangan Wanita)

1. Asma’ Binti Abu Bakar R.A.

2. Asma’ Binti Umais R.A.

3. Asma’ Binti Yazid R.A.

4. Nasibah Binti Ka’ab R.A.

5. Al Khansa’ R.A.

6. Shafiyyah Al Qursyiah R.A.

7. Ummu Sulaim R.A.

8. Ummu Haram R.A.

9. Ummu Kultsum Binti Uqbah R.A.

10. Ummu Hani’ R.A.

11. Rabiah Binti Muawwad R.A.

12. Atikah Binti Zaid R.A.

13. Barkah Binti Tsa’labah R.A.

14. Ummu Hakim Binti Haris R.A.

 

Kategori Keempat       : Para Wanita Solehah dan Mujahidah

1. Rabi’ah Al-Adawiyah

2. Nafisah Binti hasan

3. Hafsah Binti Sirin

4. Muazah Al-Adawiyah

5. Zabidah Binti Ja’far

6. Zainab Al-Ghazali

 

Kategori Kelima          : Para Pejuang Wanita Palestina

1. Sa’ad Judallah

2. Hunadi Taisyir Garadat

3. Rayim Ar-Ryasyi

4. Ayat Al-Akhras

5. Darin Abu ‘Aisyah

 

(Dipetik dari Kitab: ‘Uzhama’ Al-Islam, ‘Ibaru Arba’ah ‘Asyar Qarnan Min Az-Zaman. Karangan Syeikh Muhammad Sa’id Mursi).

 

 

 

[1] Menurut pendapat penulis kitab, An-Najasyi tergolong seorang tabi’in, karena ia pernah bertemu dengan sahabat dan tidak pernah bertemu dengan Nabi Muhammad S.A.W., walaupun ia hidup pada zaman Rasulullah S.A.W.

Share:

toko islam

toko islam

Popular Posts

Umroh Murah Ibadah Berkah

  UMRAH PASTI MAMPU!!!!! 🕋🕋 Di Tanur Ada program keren namanya Easy Umrah apa aja sih easy nya klo anda mau umrah DI TANUR cekidottt 👇 1....

Kajian Umum